dc.description.abstract | Bencana alam yang terjadi di Palu pada tahun 2018 berupa gempa, tsunami, dan likuefaksi mendatangkan banyak trauma bagi para penyintasnya. Peristiwa traumatis tersebut tidak selalu hanya membawa dampak negatif, melainkan dijumpai adanya dampak positif berupa pertumbuhan pascatrauma (Posttraumatic Growth/PTG), yang terlihat dalam bentuk apresiasi terhadap hidup, kekuatan pribadi, peluang baru, relasi dengan orang lain, dan perubahan spiritual. Berbagai penelitian menunjukkan beberapa variabel sebagai pendorong munculnya PTG. Hipotesis penelitian adalah makin besar kemampuan seseorang untuk koping makin besar pula pertumbuhan pascatrauma yang terjadi dan makin aman kelekatan seseorang dengan orang tua, makin besar pertumbuhan pascatrauma yang terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara koping dan kelekatan pada orang tua dengan PTG pada penyintas bencana Palu 2018. Penelitian dilakukan menggunakan metode korelasi kuantitiatif dengan penyintas bencana berusia 18-29 tahun (usia dewasa awal) sebagai subjek penelitian. Alat ukur yang digunakan adalah Posttraumatic Growth Inventory (PTGI), Coping Scale, dan Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) bagian kelekatan pada orang tua. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball dengan kuesioner daring menggunakan google form dan pengumpulan data berlangsung selama kurang dari dua bulan. Data yang terkumpul untuk dapat diolah secara statistik adalah sebanyak 225 data.
Hasil pengolahan data menunjukkan adanya hubungan yang sedang antara koping dan PTG dengan nilai r sebesar 0,528 dan hubungan yang lemah antara kelekatan pada orang tua dan PTG dengan nilai r sebesar 0,236. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis, yaitu makin besar kemampuan koping seseorang, makin besar pertumbuhan pascatrauma dan makin aman kelekatan seseorang dengan orang tua, makin besar pertumbuhan pascatrauma yang terjadi. | en_US |