dc.description.abstract | Allah menginginkan setia suku bangsa mengenal-Nya. Jadi, Allah berinisiatif dengan gerakan misi yang dipercayakan kepada orang-orang percaya. Di dalam menjalankan misi tersebut, orang-orang percaya menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah kebudayaan. Kebudayaan yang telah tercemar oleh dosa itu ternyata menjadi sarana yang Allah pakai untuk menyatakan anugerah-Nya. Ada beberapa teolog dan misiolog yang berusaha juga untuk menjembatani tantangan ini dengan melakukan penginjilan yang kontekstual, salah satu tokohnya adalah Lesslie Newbigin. Oleh karena itu, penelitian ini akan memaparkan konsep misi dan praktik misi dari Newbigin. Newbigin yang akan menjadi dasar di dalam penginjilan kontekstual yang berdasarkan pandangan ortodoks.
Penelitian ini akan menggunakan metode kepustakaan. Penelitian ini akan menggunakan sumber-sumber baik dalam bentuk buku maupun jurnal-jurnal akademis yang didapatkan secara daring. Penulis akan memaparkan terlebih dahulu konsep misi dan praktik misi dari Newbigin. Selanjutnya, penulis akan memaparkan konsep misi dan praktik misi dari teolog dan misiolog yang menganut ortodoksi. Kemudian, penulis akan memberikan tanggapan terhadap Newbigin berdasarkan pandangan para teolog dan misiolog yang dipakai oleh penulis.
Penelitian ini menegaskan empat poin mengenai penginjilan kontekstual. Pertama, penginjilan menjadi bagian dari ketaatan orang-orang percaya di dalam panggilannya sebagai murid Kristus. Kedua, kontekstualisasi menjadi cara untuk membagikan Injil dengan efektif agar dapat diterima oleh keberagaman budaya yang ada. Ketiga, firman Tuhan menjadi dasar di dalam pemberitaan Injil. Keempat, penginjilan adalah milik Allah sepenuhnya. Empat poin inilah yang menjadi dasar di dalam penginjilan kontekstual bagi orang-orang percaya di dalam ketaatannya membagikan Injil kepada setiap suku bangsa. | en_US |