Show simple item record

dc.contributor.advisorTanudjaja, Rahmiati
dc.contributor.authorLina
dc.date.accessioned2022-04-21T04:31:40Z
dc.date.available2022-04-21T04:31:40Z
dc.date.issued2020-09
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1479
dc.description.abstractSetiap manusia memiliki identitas gender dan umumnya identitas ini tidak pernah dipertanyakan karena selaras dengan identitas seksnya. Namun, ada orang-orang yang merasa identitas gendernya tidak selaras dengan identitas seksnya. Mereka menyebut diri sebagai transgender. Transgender adalah orang yang merasa adanya ketidakselarasan antara identitas gender dengan seks biologis yang diberikan sejak lahir, yang akan memengaruhi ekspresi gender atau tingkah laku orang tersebut. Transgender memandang identitas gender tidak sama dengan identitas seks. Identitas seks diidentifikasikan berhubungan dengan biologis, sedangkan identitas gender dengan perasaan. Transgender berpendapat bahwa gender dapat dipilih sendiri berdasarkan perasaan dan identitas seks dapat diubah supaya selaras dengan identitas gendernya. Fenomena transgender mendapatkan respons dari kekristenan. Sebuah riset menyatakan bahwa ada empat di antara sepuluh orang Kristen mengatakan gender bisa berbeda dari identitas seks yang ditentukan ketika lahir. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pandangan transgender bertentangan dengan kekristenan dari perspektif Reformed? Bagaimana Alkitab memandang gender manusia? Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara teologis terhadap pandangan transgender. Hipotesis penelitian ini adalah pandangan transgender bertentangan dengan doktrin manusia sebagai pria dan wanita menurut perspektif Reformed. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian kepustakaan. Penulis memakai sumber-sumber dan tulisan-tulisan tentang transgender. Penulis juga menggunakan sumber dan tulisan yang mengkritisi transgender dari perspektif Reformed secara Alkitab maupun etika, serta menggunakan bahan-bahan teologi sistematika yang membahas doktrin manusia secara khusus diciptakan sebagai pria dan wanita menurut perspektif Reformed. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan, masalah, dan solusi transgender terhadap identitas gender bertentangan dengan doktrin manusia sebagai pria dan wanita menurut perspektif Reformed. Alkitab mencatat bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan dua jenis kelamin, “laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Pria dan wanita merupakan ketetapan Tuhan. Transgender berupaya membalikkan dan mengaburkan tatanan ciptaan Tuhan bagi pria dan wanita. Transgender menekankan pada perspektif subjektif. Namun sebagai ciptaan, manusia harus kembali pada terang kebenaran Tuhan dalam segala hal, termasuk gender harus ditentukan dari tubuh biologis yang diberikan Tuhan.en_US
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAAT Malangen_US
dc.subjecttransgenderen_US
dc.subjectidentitas genderen_US
dc.subjectidentitas seksen_US
dc.subjectpria dan wanitaen_US
dc.subjectperspektif Reformeden_US
dc.titleTinjauan terhadap Transgender berdasarkan Doktrin Manusia sebagai Pria dan Wanita menurut Perspektif Reformed.en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi77101
dc.identifier.nim20191090212


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record