• Login
    View Item 
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item

    Hakikat Perempuan Menurut Narasi Penciptaan (Kej. 1-3) dan Implikasinya Bagi Perempuan Kristiani Dalam Menyikapi Tuntutan Kesetaraan Gender

    Thumbnail
    View/Open
    Bab 1 (723.7Kb)
    Bab 2 (549.1Kb)
    Bab 3 (494.3Kb)
    Bab 4 (492.5Kb)
    Bab 5 (382.6Kb)
    Ucapan Terimakasih (351.9Kb)
    Date
    2012
    Author
    Christine, Inggriani
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kerancuan identitas perempuan membuat kaum perempuan terjebak dalam ketidakberdayaan. Perjuangan untuk melepaskan diri dari ketidakberdayaan menghasilkan pergerakkan berskala internasional yang memperjuangkan kesetaraan gender perempuan dengan laki-laki. Hasil yang diperjuangkan oleh kaum ini adalah pengakuan bahwa perempuan tidak berbeda dengan laki-laki. Perempuan harus dibebaskan dari diskriminasi seksisme, sebagai hasil evolusi konstruksi sosial, yang menganggap bahwa perempuan lebih lemah dan tidak berharga dibandingkan dengan laki-laki. Setiap pembedaan yang didasarkan pada perbedaan jenis kelamin harus dihapuskan. Usaha untuk menghapus diskriminasi seksisme telah dilakukan selama puluhan tahun dan sekarang telah menunjukkan dampak yang signifikan dan telah mempengaruhi konstruksi sosial masyarakat. Kebenaran firman Tuhan mengenai konsep perempuan dalam Kejadian 1-3 menjadi dasar bagi perempuan Kristen untuk berpijak dan menjalankan perannya dengan benar sekaligus untuk menghadapi tuntutan jaman yang berlawanan dengan kebenaran firman Tuhan. Hakikat perempuan yang sejati, sesuai dengan rancangan Allah yang sempurna yang telah Allah tetapkan sejak awal penciptaan. Perempuan diciptakan dengan sempurna, menjadi representasi Allah di bumi ini. Gambar Allah dalam diri perempuan diteguhkan dalam segala aspek kehidupan. Perempuan-perempuan Kristen bertanggung jawab untuk mengukuhkan gambar Allah dalam dirinya dengan memaksimalkan semua potensi dan kemampuan yang Allah anugerahkan. Keberhargaan seorang perempuan didapat ketika hidupnya sesuai dengan rancangan Allah. Menjadi pernolong bukan suatu keadaan buruk, tapi justru membuat seorang perempuan berharga. Hidupnya menjadi berarti bagi orang-orang yang ditolongnya. Allah memperlengkapi perempuan kemampuan untuk menjalani peran sebagai penolong. Kejadian 1-3 menunjukkan bahwa kepemimpinan laki-laki atas perempuan adalah rancangan Allah yang sempurna atas manusia, bukan akibat dari kejatuhan manusia. Allah telah memperlengkapi perempuan dengan kemampuan untuk tunduk dan dipimpin oleh laki-laki. Keadaan ini adalah baik, sesuai dengan natur dan kebutuhan dasar perempuan yaitu kebutuhan untuk dipimpin. Ketundukan seorang perempuan Kristen kepada suaminya tidak merendahkan dirinya namun sebaliknya justru ia menjadi amat berharga.
    URI
    http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1454
    Collections
    • S.Th.

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT