dc.description.abstract | Allah memiliki misi dalam dunia, yaitu memberikan keselamatan pada umat manusia. Misi keselamatan Allah sudah dikerjakan Allah dalam dunia dan digenapi oleh Yesus Kristus. Misi keselamatan Allah tidak berhenti pada kematian dan kebangkitan Yesus, melainkan misi Allah tetap berlanjut dengan perintah baru yang diberikan oleh Yesus kepada para murid dan semua orang percaya. Tugas misi ini juga dijalankan oleh para misionaris lintas budaya yang ikut mengambil bagian sebagai frontliner dalam pengabaran Injil kepada semua suku bangsa. Tetapi dalam menjalankan tugas misi Allah, pelayanan misi lintas budaya tidak selalu berjalan mulus dan lancar bahkan ada permasalahan yang menyebabkan misionaris memutuskan meninggalkan ladang misi atau disebut sebagai attrition. Ada banyak sekali permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh misionaris di ladang misi yang tidak hanya berkaitan dengan dirinya sendiri saja tetapi juga orang-orang sekitarnya, misalnya saja keluarga dan anak. Dalam penelitian ini penulis akan berfokus pada permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak mereka.
Setelah pembahasan dasar Alkitab mengenai misi Allah dan pembahasan attrition, penulis akan mengaitkan kedua pembahasan ini untuk menunjukkan bahwa pelayanan misi lintas budaya adalah bagian dari misi Allah sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat dalam mempersiapkan para utusan misionaris dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh misionaris. Karena itu penelitian ini memaparkan langkah penanganan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh para misionaris lintas budaya sehingga mereka bisa menjalankan tugas pelayanan misi yang efektif dan tahan lama di ladang misi. | en_US |