dc.description.abstract | Khotbah memiliki peranan yang penting dalam pemberitaan Injil dan bagi pertumbuhan gereja. Namun di zaman ini, gereja Tuhan tidak lagi menekankan khotbah di dalam pelayanannya, tetapi telah menggantikan khotbah dengan berbagai aksi sosial dan lebih fokus kepada komunitas itu sendiri sebagai bentuk pemberitaan Injil. Selain itu, pengalaman pribadi pengkhotbah dan penekanan terhadap kuasa Roh Kudus menjadi dasar dari pelayanan pemberitaan firman sehingga khotbah tidak lagi didasarkan kepada Alkitab sebagai firman Tuhan yang berotoritas.
Di dalam pemahaman teologi Reformed, khotbah bukan hanya merupakan suatu upaya dalam menjelaskan kebenaran Alkitab dengan setia kepada pendengar. Melainkan lebih daripada itu, khotbah merupakan sarana anugerah Allah. Khotbah dikatakan sebagai sarana anugerah Allah karena Kristus hadir, dan Allah mengerjakan anugerah-Nya melalui firman yang diberitakan sehingga setiap orang yang mendengarkannya dapat berjumpa dengan Allah dan diselamatkan.
Tulisan ini berusaha untuk memberikan jawaban atas pertanyaan: Apakah dapat dibenarkan bahwa khotbah adalah sarana anugerah Allah berdasarkan firman Tuhan? Melalui analisis terhadap konsep khotbah sebagai sarana anugerah menurut pandangan teologi Reformed dan berdasarkan Roma 10:4-15, diketahui bahwa Allah sendiri hadir dan berbicara kepada umat-Nya melalui firman yang diberitakan. Oleh karena itu, seorang pengkhotbah memiliki otoritas ilahi karena Injil yang diberitakan tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi berasal dari Allah. Sebagai seorang utusan Allah, pengkhotbah hanya dapat memberitakan tentang pesan yang Allah sampaikan kepadanya, yaitu berita yang membawa kepada keselamatan. Berita ini melekat erat dengan Injil Kristus. Tujuannya adalah agar melalui pesan yang diberitakan, setiap orang yang mendengarnya dapat percaya, memanggil nama Tuhan dan diselamatkan. | en_US |