dc.description.abstract | Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makariem, memberikan sebuah kebijakan belajar mengajar yang disebut Merdeka Belajar kepada sekolah di Indonesia. Merdeka Belajar ini diambil dari pendidikan Merdeka Ki Hadjar Dewantara yang memberikan siswa kebebasan berpikir dan membiasakan mereka mencari pengetahuan dengan menggunakan pemikirannya sendiri. Sebagai anak Tuhan, orang Kristen harus dapat menyikapi filosofi pendidikan Merdeka Ki Hadjar Dewantara sesuai dengan perspektif Kristen.
Salah seorang pendidik Kristen yang menggunakan konsep kemerdekaan dalam pendidikan adalah Robert W. Pazmiño. Pemikiran pendidikan Robert W. Pazmiño digunakan sebagai sumber utama untuk melihat pendidikan yang memerdekakan sesuai dengan perspektif Kristen.
Dalam penelitian ini akan dijawab pertanyaan tentang “Apa persamaan dan perbedaan dari pemikiran pendidikan Merdeka dari Ki Hadjar Dewantara dengan pendidikan Kristen Robert W. Pazmiño?” Hipotesis dari penelitian ini adalah kedua pemikiran pendidikan merdeka dari kedua tokoh memiliki persamaan dalam menggunakan pendidikan sebagai sarana untuk memerdekakan seseorang, dan kemerdekaan yang dirasakan seseorang itu berdampak juga kepada orang lain. Namun, keduanya berpijak pada pemahaman akan natur manusia, proses pendidikan dan tujuan pendidikan yang berbeda, sehingga menghasilkan praksis pendidikan yang berbeda dalam mewujudkan pendidikan yang memerdekakan.
Untuk mencapai hipotesis itu, penelitian ini mendeskripsikan pendidikan merdeka dari Ki Hadjar Dewantara dan Robert W. Pazmiño. Selanjutnya, dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan untuk mencari persamaan dan perbedaan pemikiran pendidikan yang memerdekakan dari keduanya. Selain itu, dalam bab kesimpulan dijabarkan implikasi yang dapat dilakukan oleh sekolah Kristen agar dapat menyikapi Merdeka Belajar sesuai dengan perspektif Kristen. | en_US |