dc.description.abstract | Perubahan kondisi kehidupan merupakan hal umum dalam kehidupan setiap orang. Namun, ada kalanya perubahan hidup menyebabkan seseorang menderita. Salah satu perubahan hidup yang menyebabkan penderitaan adalah terminal illness. Penulis meyakini bahwa sebagai bagian dari tubuh Kristus, orang Kristen tidak boleh tinggal diam terhadap kondisi para penderita terminal illness.
Penulis meyakini bahwa Alkitab merupakan dasar bagi kehidupan orang Kristen dan mengusulkan salah satu teks yang dapat menjadi dasar bagi pembimbingan pastoral kepada para penderita, yaitu Mazmur 88. Melalui penelitian ini, penulis akan menelaah konsep teologis yang menyusun Mazmur 88 dan cara pemazmur memanjatkan ratapannya dengan metode kritik bentuk. Penulis juga akan menelaah kondisi dan kebutuhan penderita beserta korelasinya dengan konsep teologis Mazmur 88. Penulis juga akan menelaah kaitan antara teologi dan penderitaan dan menunjukkan bahwa kerohanian dapat menolong orang Kristen yang menderita penyakit terminal.
Melalui penelitian ini, penulis menemukan bahwa pemazmur dapat memanjatkan mazmurnya karena iman kepada Allah yang juga dibentuk melalui pengalamannya bersama dengan Allah dalam relasi kovenan. Penulis mendapati bahwa seorang penderita penyakit terminal juga memiliki kondisi yang mirip dengan pemazmur. Melalui kondisi tersebut, penulis menemukan bahwa penderita membutuhkan penerimaan, pengharapan dan spiritualitas. Mazmur 88 juga memiliki konsep teologis yang dapat menjadi dasar bagi pembimbingan pastoral kepada penderita. Konsep teologis tersebut tercermin melalui tindakan memberi kehadiran penuh kasih, memberikan pengajaran, doa dan support system. Penulis juga membagi doa ke dalam beberapa praktik, yaitu mendoakan pasien, mengajarkan pasien meratap dan mengajarkan centering prayer. | en_US |