dc.description.abstract | Pandangan Anggota Kelompok Tumbuh Bersama Terhadap Relasi Dengan Mentornya merupakan sebuah penelitian terhadap proses mentoring di GKKA Indonesia Jemaat Tenggilis Mejoyo, khususnya pengamatan pada relasi antara mentor dan mentee yang adalah Gen-Z. Pengamatan tersebut bertujuan untuk memetakan karakter otoritas, kontrol, dan kehadiran sebagai perwujudan Imago Dei dalam diri mentor dan mentee. Pandangan populer mengenai Gen-Z menujukkan adanya wilayah-wilayah yang berpotensi menimbulkan hambatan dalam proses mentoring Kristen yang menegakkan otoritas, kontrol, dan kehadiran mentor. Karena itu pada umumnya dalam proses mentoring Gen-Z beberapa pandangan mengarahkan kepada proses mentoring yang bercorak humanis. Tentu hal tersebut bertolak belakang dengan mentoring Kristen yang konsisten menegakkan aspek otoritas, kontrol, dan kehadiran pada mentor. Karena itu tujuan penelitian ini hendak meninjau apakah ketiga karakter tersebut dapat ditegakkan dalam proses mentoring terhadap Gen-Z. Mengingat pandangan pokok GKKA Indonesia Tenggilis Mejoyo mentoring adalah bagian dari kelanjutan kovenan anugerah Allah dan dalam hal ini gereja menjalankan mandat untuk memuridkan melalui proses mentoring.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para partisipan sebagai mentee sangat menghargai relasinya dengan mentor melalui otoritas, kontrol dan kehadirannya yang merupakan representative dari karakter yang diberikan Tuhan (Imago Dei). Gen-Z yang oleh beberapa psikolog diatributkan dengan sifat yang egaliter, cepat berpikir, mudah bosan, dan bersifat soliter, ternyata dari hasil penelitian hal itu tidak menghambat untuk terciptanya relasi yang sehat dalam sebuah mentoring Kristen yang mempertahankan aspek kovenan - otoritas, kontrol, kehadiran. Dengan catatan jika saja mentor mampu menjaga privasi, memberikan ruang kreatifitas, kerendah-hatian atau menjadi pribadi yang biasa sebagai upaya melawan sikap inklusif dan egaliter, sehingga dari kehati-hatian tersebut memberikan peluang bagi mentor untuk memiliki relasi yang dekat dengan mentee-nya dan kemudian jika relasi sudah menjadi dekat maka mentor berpeluang untuk mengarahkan tujuan dan sistem nilai dari mentee agar sesuai dengan Firman Tuhan. | en_US |