dc.description.abstract | Dosen sebagai human capital sebuah perguruan tinggi memegang peran yang sangat penting, bukan hanya untuk kemajuan universitas, tetapi juga dalam lingkup yang lebih luas untuk kemajuan sebuah bangsa. Kinerja dosen diukur salah satunya melalui prestasi yang ditunjukkan. Untuk menghasilkan prestasi kerja yang bermutu dan konsisten, ada banyak karakteristik di dalam diri seorang dosen yang memegang peranan. Dalam penelitian ini yang hendak disoroti adalah karakteristik grit dan well-being yang diduga berkorelasi dengan keterikatan kerja dosen.
Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah ada hubungan antara grit dengan keterikatan kerja? Apakah ada hubungan antara well-being dengan keterikatan kerja? Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan asumsi sampel yang dipilih berdasarkan masalah dan tujuan penulis.
Subjek penelitian adalah dosen yang bekerja penuh waktu pada universitas swasta di Surabaya. Data diperoleh dengan sistem daring, sebanyak 96 responden, terdiri dari tujuh universitas swasta. Instrumen yang digunakan adalah grit scale untuk mengukur derajat grit, PERMA profiler mengukur well-being, dan UWES-9 scale mengukur keterikatan kerja. Analisis data menggunakan metode uji Pearson untuk mengukur korelasi antara grit dan well-being dengan keterikatan kerja. Hipotesis pertama dari penelitian ini adalah ada hubungan antara grit dengan keterikatan kerja pada dosen universitas swasta di Surabaya. Semakin tinggi grit maka semakin tinggi, keterikatan kerja dosen. Hipotesis kedua adalah ada hubungan antara well-being dengan keterikatan kerja pada dosen universitas swasta di Surabaya. Semakin tinggi well-being, semakin tinggi keterikatan kerja dosen.
Hasil pengolahan data memperlihatkan adanya hubungan yang cukup tinggi dan signifikan antara grit dengan keterikatan kerja. Ada hubungan yang cukup tinggi dan signifikan positif antara well-being dengan keterikatan kerja. | en_US |