dc.contributor.advisor | Pranoto, Irwan | |
dc.contributor.author | Chandra, Dessy Surya | |
dc.date.accessioned | 2021-04-07T01:56:30Z | |
dc.date.available | 2021-04-07T01:56:30Z | |
dc.date.issued | 2014-05 | |
dc.identifier.uri | http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1350 | |
dc.description.abstract | Alkitab mencatat serangkaian gelar yang dikenakan pada diri Yesus. Selayaknya nama atau panggilan seseorang yang mengindikasikan identitas, gelar-gelar Yesus juga memainkan peran yang sama, yaitu sebagai materi rekonstruksi potret Yesus. Keempat Injil diakui sebagai pemberi sumbangsih terbesar bagi rekonstruksi identitas Yesus, meski keempat Injil bukanlah murni catatan biografi Yesus. Terhadap keragaman gelar keilahian Yesus, para penyelidik skeptis justru menilai posisi keempat Injil sebagai tulisan yang mengalami distorsi penulis atau bahkan rekayasa para murid dan gereja mula-mula. Para penulis Injil dipandang memiliki agenda khusus untuk memopulerkan Yesus yang adalah ikon dari komunitas mereka, khususnya Injil Yohanes yang sarat akan tujuan kristologinya. Sementara itu, kalangan prokristologi justru memilih untuk tinggal berkutat pada ratusan gelar yang secara eksplisit bernada ilahi. Sebagai akibatnya, gelar-gelar netral-termasuk gelar rabbi disisihkan karena dipandang tidak berdaya mendukung keilahian Yesus. Gelar rabbi yang tidak terhitung dalam daftar gelar yang berintensi kelihaian ini justru menjadi gelar yang kuat mendominasi peran dan pelayanan Yesus. Di antara keempat Injil, Yohanes terbukti sebagai yang paling konsisten dalam menggunakan gelar rabbi pada diri Yesus. Gelar rabbi dalam Injil Yohanes muncul delapan kali yang diikuti oleh serangkaian pengakuan ilahi dalam diri Yesus dari para penggunanya. Lewat gelar rabbi Yohanes menampilkan secara konsisten otoritas Yesus sebagai seorang guru Yahudi yang sesuai dengan konteks kontemporer-Nya. Kesimpulan ini juga membela posisi penulis Injil yang tidak serta-merta menulis dengan subjektivitas yang merekayasa sejarah. Selain itu, gelar Yesus sebagai rabbi juga merujuk pada identitas Mesianik Yesus yang merupakan penggenapan dari PL. Puncaknya, gelar rabbi yang disebutkan oleh Maria Magdalena dalam bentuk infleksinya rabbouni merupakan panggilan ilahi berkualitas lebih tinggi yang merupakan bagian dari proklamasi kebangkitan Yesus. Dalam pemakaiannya, gelar Yesus sebagai rabbi juga bersinggungan dengan gelar-gelar ilahi lainnya. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa gelar rabbi terbukti mengandung unsur ilahi yang mampu mendukung keilahian Yesus. Yesus adalah rabbi yang ilahi. | en_US |
dc.publisher | Seminari Alkitab Asia Tenggara | en_US |
dc.subject | ῥαββί, ῥαββουνί | en_US |
dc.subject | Jesus Christ -- Person and offices | en_US |
dc.subject | Jesus Christ -- Teaching methods | en_US |
dc.subject | Jesus Christ -- Teachings | en_US |
dc.subject | tradisi rabbinic | en_US |
dc.subject | Bible. John -- Criticism, interpretation, etc | en_US |
dc.title | Yesus ῤαββί yang Ilahi: Sebuah Analisis terhadap Gelar Yesus sebagai ῤαββί dalam Injil Yohanes untuk Membuktikan Keilahian Yesus | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nidn | 2315127401 | |
dc.identifier.kodeprodi | 77103 | |
dc.identifier.nim | 20101050172 | |