dc.description.abstract | Salah satu panggilan Tuhan yang ditujukan bagi orang percaya adalah supaya mereka beribadah kepada-Nya. Maka dari itu, ibadah merupakan tema yang sangat penting untuk dimengerti dengan baik oleh orang percaya. Jika ada ibadah yang benar maka ada ibadah yang tidak benar. Jika ada ibadah yang baik maka ada ibadah yang jahat. Alkitab tidak hanya mengajarkan tentang ibadah yang benar, tetapi juga menunjukkan model ibadah yang tidak benar. Karena itu, konsep ibadah yang jahat bukanlah sebuah tema yang aneh untuk dibicarakan. Di dalam Alkitab, konsep ibadah yang jahat dapat ditemukan dalam Amos 5:21-27. Eksposisi Amos 5:21-27 membuktikan bahwa bangsa Israel telah melakukan ibadah yang jahat di mata Allah. Berdasarkan Amos 5:21-27, konsep ibadah yang jahat dapat dijelaskan menjadi dua bagian besar. Pertama, ibadah yang jahat adalah ibadah yang penuh dengan kemunafikan. Kedua, ibadah yang jahat adalah ibadah yang mencampuradukkan kepercayaan-kepercayaan lain sehingga menjadi sinkretisme praktis. Pascamodern merupakan konteks dan cara pandang masyarakat Indonesia masa kini. Sebagai komunitas yang hidup di tengah-tengah masyarakat pascamodern, tidak sedikit orang Kristen pada akhirnya dipengaruhi oleh semangat dari pascamodern itu sendiri. Semangat pascamodern tersebut telah merasuk sampai kepada praksis ibadah orang Kristen, sehingga mereka cenderung untuk melakukan vertikalisme ibadah, mengutamakan kesuksesan dan kemewahan ibadah, melakukan ibadah tanpa kesalehan sosial, dan mempraktikkan sinkretisme. Kehidupan ibadah dan sosial bangsa Israel pada zaman Amos dan orang Kristen di Indonesia masa kini menunjukkan adanya persamaan, yakni melakukan ibadah yang jahat. Oleh karena itu, konsep ibadah yang jahat dalam Amos 5:21-27 menjadi relevan bagi praksis ibadah orang Kristen di Indonesia masa kini. Selain itu, konsep ibadah yang jahat juga dapat menjadi peringatan bagi orang percaya sekaligus sebagai sebuah titik tolak untuk kembali melakukan ibadah yang benar di hadapan Tuhan. | en_US |