Show simple item record

dc.contributor.advisorTanudjaja, Rahmiati
dc.contributor.authorYuliana, Fita
dc.date.accessioned2021-04-05T06:13:41Z
dc.date.available2021-04-05T06:13:41Z
dc.date.issued2010-12
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1314
dc.description.abstractGereja di tengah kemajemukan memiliki beberapa macam hubungan antaragama, yaitu eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralisme. Salah satu tokoh inklusivisme adalah C. S. Lewis. Adapun, pandangan Lewis berbeda dengan perspektif eksklusivisme injili. Ini perlu dibahas dengan beberapa alasan, yaitu: Lewis memiliki perhatian khusus mengenai kristologi; kaum injili perlu merespons mengenai teologi Kristen yang memiliki parameter untuk hubungan dengan agama-agama lain; Lewis memiliki pengaruh yang besar dalam pemikiran Kristen; dan gereja perlu menentukan sikap mempertahankan keunikan Yesus di tengah kemajemukan. Untuk karya penyelamatan Yesus, Lewis menyatakan bahwa Yesus adalah Allah dan Yesus merupakan inkamasi Allah, sehingga Yesus adalah wahyu khusus Allah; Yesus adalah penggenapan kebenaran dari agama-agama yang disempumakan; ada keselamatan di luar kekristenan; dan Yesus menyelamatkan orang-orang yang memiliki iman implisit. Perspektif eksklusivisme injili menyatakan Yesus adalah Allah Allah dan Allah yang berinkamasi menjadi manusia; Yesus adalah penggenapan wahyu khusus; keselamatan hanya ada dalam kekristenan; dan Yesus menyelamatkan orang-orang yang memiliki imam eksplisit. Berdasarkan tinjauan mengenai karya penyelamatan Yesus menumt Lewis dari perspektif eksklusivisme injili maka pemyataan-pemyataan yang sesuai adalah Yesus adalah Anak Allah yang berinkamasi menjadi manusia; dan Yesus adalah penggenapan wahyu khusus. Sedangkan pemyataan-pemyataan Lewis yang tidak sesuai adalah: Yesus adalah penggenapan kebenaran dari agama-agama; ada keselamatan di luar kekristenan; dan Yesus menyelamatkan orang-orang yang memiliki iman implisit. Jadi pemyataan- pemyataan Lewis yang tidak sesuai dengan perspektif eksklusivisme injili tidak dapat diterapkan oleh gereja. Adapun sikap gereja di tengah kemajemukan, adalah: gereja melakukan pembelaan mengenai keilahian Yesus; gereja menyatakan bahwa Yesus adalah wahyu khusus Allah; gereja mempertahankan eksklusivisme dalam berinteraksi dengan agama- agama lain; gereja perlu menjalin hubungan dengan agama-agama lain; dan gereja perlu melakukan penginjilan.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectkeselamatanen_US
dc.subjecteksklusivisme injilien_US
dc.subjectinklusivismeen_US
dc.subjectkeunikan Yesusen_US
dc.subjectkekristenanen_US
dc.subjectagama-agama lainen_US
dc.subjectkeilahian Yesusen_US
dc.subjectinkamasi Yesusen_US
dc.subjectkematian Yesusen_US
dc.subjectiman implisiten_US
dc.subjectiman eksplisiten_US
dc.subjectwahyu umumen_US
dc.subjectwahyu khususen_US
dc.subjectgerejaen_US
dc.subjectkemajemukanen_US
dc.subjectpenginjilanen_US
dc.titleTinjauan Kritis Terhadap Pandangan C. S. Lewis Mengenai Karya Penyelamatan Yesus dari Perspektif Eksklusivisme Injilien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2322015701
dc.identifier.kodeprodi77103


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record