dc.description.abstract | Remaja masa kini menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks dan serius. Perkembangan IPTEK, termasuk perkembangan teknologi komunikasi tidak hanya berdampak positif bagi remaja tetapi juga berdampak negatif. Kebebasan dalam mengakses internet memberikan godaan yang besar bagi remaja untuk jatuh dalam dosa-dosa seks, seperti pornografi, penyimpangan seks, dan pelecehen seks. Kemudahan-kemudahan yang dihasilkan IPTEK tidak hanya menghadirkan budaya instan, kemalasan, tetapi juga keterasingan remaja dari lingkungan sosialnya, bahkan kemudahan-kemudahan dalam bidang pekerjaan tidak membuat orang tua memiliki perhatian yang lebih kepada anak remajanya, malahan perhatian orang tua semakin minim. Tantangan yang dihadapi remaja semakin kompleks dengan perubahan-perubahan yang sedang terjadi di dalam dirinya.
Gereja dan para pelayan remaja dituntut untuk menemukan suatu strategi pembinaan yang dapat menolong remaja menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Strategi pembinaan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan remaja, tetapi juga yang alkitabiah. Alkitab menawarkan suatu strategi yang telah teruji dari masa ke masa, yaitu pemuridan dalam kelompok kecil. Strategi ini telah menjadi prioritas Tuhan Yesus dalam masa pelayanan-Nya yang singkat di dunia. Tuhan Yesus memanggil dan membina dua belas orang yang sederhana untuk menjadi murid-Nya. Selama kira-kira 3,5 tahun, Tuhan Yesus hidup bersama-sama mereka dalam suatu kelompok kecil yang aman, nyaman, dan dapat dipercaya. Kelompok kecil yang mengajarkan saling mengasihi, kepedulian, pembinaan karakter, pelatihan-pelatihan pelayanan, dan menyiapkan para murid untuk pergi menjadikan semua bangsa murid-Nya.
Karakteristik model kelompok kecil Yesus tersebut memiliki arti yang penting bagi strategi pembinaan yang sesuai dengan karakteristik remaja. Di mana dalam perkembangan psikososialnya, remaja membutuhkan kelompok sebaya sebagai pencarian identitas dirinya, menerima informasi-informasi yang baru baginya, wadah untuk mengungkapkan perasaan, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadinya. Melihat hal ini, maka model kelompok kecil Yesus dapat menjadi pilihan yang signifikan bagi strategi pembinaan remaja masa kini. | en_US |