dc.description.abstract | Hadirnya kontradiksi antara iman dan perbuatan bermula dari pemyataan Martin Luther yang menyatakan bahwa Surat Yakobus adalah “surat jerami.” Alasan Luther mengatakan hal ini karena ia melihat Surat Yakobus tidak mempunyai makna teologis dan bertentangan dengan pandangan Paulus khususnya yang termuat di dalam Roma dan Galatia, yang menyatakan bahwa “manusia diselamatkan hanya oleh iman bukan oleh perbuatan.” Iman di sini mempunyai pengertian iman Kristen yang vital dan hidup, iman yang menjadi sumber dan mengalirkan aneka karya iman melalui perbuatan baik/benar. Iman yang merupakan suatu pola hidup yang tidak bisa tidak mengikuti pola hidup Yesus Kristus. Ajaran Luther tentang iman ini melahirkan doktrin sola fide yang mengajarkan bahwa Allah telah mengimputasi (melimpahkan) anugerah-Nya kepada manusia berdosa, dengan mendeklarasikan mereka sebagai orang benar, berdasarkan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, sehingga sekali ia dibenarkan, maka untuk selamanya ia benar. Menurut Luther, perbuatan baik yang lahir dari kita adalah tindakan ilahi di dalam diri kita. Kasih merupakan saksi nyata, di mana kita telah percaya di dalam kebaikan Allah, dan melalui kasih kita dapat memberitakan pekerjaan yang telah Yesus Kristus lakukan di kayu salib bagi manusia yang berdosa, bagi kita. Suatu perbuatan baik yang dilakukan haruslah didasarkan dalam takut akan Tuhan, karena tanpa di dalam takut akan Tuhan, maka sia-sialah segala perbuatan baik itu. Bagi Yakobus iman adalah kepercayaan di dalam Allah dengan segenap hati dan penerimaan terhadap kebenaran injil Kristus sebagai dasar dari kehidupan baru, sebab kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Iman adalah komitmen yang dalam, dari hati manusia yang terdalam kepada Allah di dalam Kristus, sebagai komitmen yang teguh untuk menjelmakan iman ke dalam perbuatan-perbuatan. Perbuatan menurut Yakobus adalah hasil dari sebuah pendisiplinan ketaatan terhadap iman, di mana iman tersebut menghasilkan perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik yang mengikuti iman yang nyata bukanlah perbuatan yang berasal dari diri sendiri, ataupun dari kekuatan kita sendiri, tetapi karena Yesus Kristus (tindakan ilahi) yang memampukan, memberikan kekuatan kepada kita, dan melalui karya pengudusan dari Roh Kudus. Pengalian teks ini menggunakan metode ekposisi dan penelitian sejarah. Berdasarkan hasil pengalian teks ini maka dapatlah diketahui sebenarnya tidak ada kontradiksi antara pandangan Martin Luther dan Yakobus mengenai iman dan perbuatan, karena Luther menjelaskan mengenai apa itu iman yang menyelamatkan, sedangkan Yakobus menjelaskan mengenai apa yang bukan dari iman yang menyelamatkan. Mereka sama-sama mengacu kepada iman sejati yang menghasilkan buah-buah perbuatan baik/benar, sehingga dapat menjadi kesaksian bagi orang lain dan membawa orang yang belum percaya kepada Kristus. | |