Show simple item record

dc.contributor.advisorBudiman, Kalvin S
dc.contributor.advisorSulistio, Thio Christian
dc.contributor.authorHaryanto, Eko
dc.date.accessioned2021-03-26T04:33:44Z
dc.date.available2021-03-26T04:33:44Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1229
dc.description.abstractGlobalisasi, kemajuan teknologi, pluralisme, perubahan iklim, serta dampaknya terhadap masalah sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi tantangan gereja masa kini. Namun kenyataannya, gereja belum menunjukkan peran aktual untuk menanggapi tantangan-tantangan tersebut. Keadaan ini membangkitkan pemikiran untuk memulihkan paradigma bergereja dengan melakukan reaktualisasi eklesiologi supaya gereja menunjukkan fungsinya yang sejalan dengan eksistensinya. Salah satu pemikiran berasal dari J¨¹rgen Moltmann, seorang teolog eskatologi yang ekstrim. Moltmann mengajukan eklesiologi yang bersifat mesianis, relasional, dan misioner. Moltmann berasumsi bahwa eklesiologi harus menyatakan peran mesianis gereja secara transformatif dan harus dapat menggerakkan gereja agar memerankan fungsi misionernya secara kritis, baik terhadap dirinya maupun dunia, agar transformasi itu dapat terjadi. Asumsi ini bersifat filosofis-empiris dan bertolak dari sebuah pertanyaan pokok: bagaimana gereja menjawab persoalan humanitas. Secara filosofis, Moltmann terpengaruh filsafat pengharapan eskatologis dari Marxisme humanistis dan mengintegrasikannya dengan teologi politis. Melalui integrasi ini, ia membangkitkan fungsi kritis eklesiologi agar memberi pengharapan kepada orang miskin dan terhilang. Pemikiran tadi menjadi dasar bagi Moltmann untuk membangun eklesiologi berdasarkan pandangan dunia panenteisme. Pandangan dunia ini tercermin dalam pendekatan eklesiologinya yang menjadikan hubungan perikoresis Allah Tritunggal sebagai model relasional gereja di dalam sejarah. Menurutnya, gereja harus berada di dalam sejarah Allah Tritunggal supaya menggenapkan misi transformatif Allah dan gereja harus menjadi tumpuan pengharapan bagi dunia. Moltmann membagi struktur eklesiologinya menjadi tiga bagian pokok, antara lain: korelasi eklesiologi dengan kristologi untuk memperlihatkan partisipasi gereja dengan Kristus; korelasi eklesiologi dan eskatologi untuk memperlihatkan partisipasi gereja di dalam Kerajaan Allah; dan korelasi eklesiologi dengan pneumatologi untuk memperlihatkan kepedulian gereja yang ditandai oleh empat tanda gereja humanistis, yaitu: kesatuan dalam kebebasan, am dan kemitraan, kekudusan dalam kemiskinan, dan apostolis dalam penderitaan. Pertanyaan pokok penelitian ini adalah, apakah eklesiologi Moltmann dapat menjadi solusi terhadap pergumulan eklesiologi masa kini? Melalui tinjauan kritis, ada dua masalah pokok dalam eklesiologi Moltmann, sebagai berikut: pertama, permasalahan dalam pandangan dunia eklesiologi yang bersifat panenteistis. Moltmann mengembangkan pandangan dunia panenteisme dari J. Boehme, J. von Schelling, dan W. Hegel. Kedua, permasalahan struktur eklesiologi, antara lain: korelasi eklesiologi dan kristologi tentang tensi eklesiologi yang bersifat dogmatis-etis; korelasi eklesiologi dan eskatologi yang bertendensi universalisme; dan korelasi eklesiologi dan pneumatologi yang berkaitan dengan kepedulian gereja terhadap persoalan kemanusiaan. Kesimpulannya adalah: eklesiologi Moltmann mengutamakan tanggung jawab gereja secara sosial; mengasingkan gereja dari TUHAN Allah yang menciptakan gereja; dan menjauhkan gereja dari landasan kebenaran, yaitu Alkitab.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.titleTinjauan Kritis Terhadap Ekklesiologi Jurgen Moltmann Berdasarkan Ajaran Alkitaben_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2312047001
dc.identifier.kodeprodi77101


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record