Suatu Tinjauan terhadap Konsep Misi Lesslie Newbigin dan Implikasinya bagi Misi Kristen di Indonesia
Abstract
Misi adalah salah satu mandat yang diberikan Tuhan secara langsung kepada umat-Nya. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu". Namun demikian ketika mandat ini dilakukan oleh perorangan atau lembaga, seringkali terdapat perbedaan-perbedaan penekanan yang akhirnya memberi tren atau "warna" tersendiri dalam misi. Hal ini terbukti dengan adanya gereja atau lembaga misi yang menekankan tindakan sosial dalam menjalankan misi dan ada yang menekankan pemberitaan Injil secara verbal. Di sisi lain ada gereja yang mementingkan misi keluar dan ada yang menekankan misi ke dalam berupa pembinaan warga gereja. Hal ini dapat terjadi salah satunya dipengaruhi oleh latar belakang teologi dari pribadi atau lembaga yang melakukan misi dan konteks di mana misi itu diberitakan. Salah satu misiolog yang berpengaruh dan mempunyai penekanan tersendiri dalam misi adalah Lesslie Newbigin. Latar belakang teologi, khususnya doktrin pemilihan dan Kristologi serta konteks pelayanannya, yaitu India dengan masyarakat yang sebagian besat hidup dalam kemiskinan, memberikan warna tersendiri dalam rumusan misiologi yang dihasilkannya. Sebuah rumusan misi yang dihasilkan dari pengalaman panjang di ladang misi dan penguasaan dua budaya (Barat dan Timur) yang mendalam. Salah saru kekhasan misiologi Lesslie Newbigin adalah misiologi yang bersifat Trinitarian. Newbigin memulai penjelasan misi bukan dari sudut pandang tugas atau mandat yang harus dikerjakan, seperti misiologi pada umumnya, melainkan ia menghubungkan misi secara langsung dengan doktrin Allah Tritunggal. Kekhasan lain dalam misiologi Newbigin adalah misiologi yang bersifat holistik, dimana mempunyai penekanan yang menyeluruh baik dimensi sosial maupun spiritual. Misiologi Newbigin berusaha mencari jalan tengah yang benar di antara dua kecenderungan misi yang ada. Dengan demikian dalam misi yang dijalankan memberikan perhatian yang seimbang antara tindakan-tindakan sosial dan keadilan serta pemberitaan Injil secara verbal yang mengutamakan pertobatan. Selain itu dalam misiologinya Newbigin memberi perhatian kepada budaya Timur khususnya dalam hal mempertahankan tatanan masyarakat yang ada serta berusaha menghindarkan bentuk-bentuk konfrontasi guna menjaga keharmonisan. Misi yang dikembangkan oleh Newbigin yang berakar pada budaya Timur inilah menurut penulis dapat diterapkan secara selektif dalam konteks Indonesia, khusunya dalam budaya Jawa. Dengan demikian apabila misiologi Newbigin diterapkan dalam konteks Indonesia maka akan memperhatikan konteks budaya setempat dengan menghindarkan dari konfrontasi dan menjaga keharmonisan dengan kondisi masyarakat yang ada. Akhirnya misi dapat dijalankan dengan baik dan berdampak positif baik bagi konteks maupun mereka yang menjalankan misi.