Teologi Kristen-Anonim Karl Rahner dan Implikasinya terhadap Pelayanan Misi Gereja di Indonesia
Abstract
Tesis ini disusun dalam rangka analisa kritis terhadap karya besar seoranga tokoh Katolik bernama Karl Rahner dengan gagasannya tentang Kristen-Anonim. Penelitian dialakukan melalui studi atas hasil karya asli maupun sumber kedua yang bersifat deskriptif. Fokus utama adalah melihat bagaimana konsep yang mendasari terbentuknya Kristen-Anonim dari beberapa data teologis, yakni tentang manusia, anugerah, dan kehendak Allah. Penelitian ini berlanjut kepada bagaimana konsep-konsep Rahner ini berpengaruh terhadap konsep misi gereja, dalam hal ini dialog antar umat beragama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran teologi Rahner tentang manusia sepenuhnya didasarkan pada konsep filosofis yang berkembang dari pemikitan Thomas Aquinas, Immanuel Kant, dan Joseph Marechal. Rahner tidak sepenuhnya mengadopso pemikran mereka tetapi ia mencampurkan beberapa pemikiran dan menjadi miliknya sendiri. Baginya, manusia adalah roh dan sebagai manusia roh manusia memiliki kemampuan transendensi diri menuju kepada realitas yang dikenal oleh orang Kristen sebagai Allah. Dinamisme pikiran manusia melampaui benda-benda yang terlihat oleh indera menuju kepada apa yang ia sebut Yang-Ada (being) terjadi pada tingkat yang sangat dalam sehingga manusia tidak mudah menyadarinya. Penelitian terhadap konsep anugerah Rahner menunjukkan adanya perbedaan dengan konsep Kristen Protestan. Bagi Rahner, anugerah adalah komunikasi diri Allah yang secara langsung dapat terjadi pada setiap manusia. Oleh karena itu, di mana dan kapan saja manusia dapat menerima komunikasi diri Allah itu. Melalui Logos yang telah ada di dunia dan melalui Roh Kudus yang keluar dari Bapa dan Anak, maka setiap manusia yang diselamatkan selalu merupakan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Dari konsepnya ini, kita menemukan kesinambungan antara konsep Kristen-Anonim dengan keselamatan yang dapat diperoleh oleh mereka yang sekalipun tidak pernah mendengar berita injil secara eksplisit. Ditambah dengan dukungan bahwa Allah menghendaki untuk semua manusia diselamatkan, akhirnya semua orang dapat dan harus dianggap sebagai Kristen-Anonim. Konsep Kristen-Anonim akhirnya berpengaruh pada misi gereja. Misi tidak lagi dilakukan dalam semangat untuk membawa manusia mengakui keberdosaan dan kebutuhan mereka akan juruselamat secara pribadi. Misi dilakukan dalam rangka dialog untuk menenmukan adanya kesamaan iman pada orang-orang non-Kristen. Misi juga dilakukan untuk menyadarkan orang-orang yang belum percaya bahwa mereka adalah orang-orang yang telah dianugerahi dan bahwa mereka sebetulnya adalah orang-orang Kristen yang anonim. Hasil studi di atas membawa kita kepada suatu kesadaran akan pentingnya memperoleh wawasan yang tepat melalui penyelidikan akan firman Tuhan sebagai landasan untuk memahami apa dan bagaimana manusia itu di hadapan Allah. Apa yang Alkitab katakan tentang pengetahuan manusia akan Allah, bagaimana misi dilakukan baik oleh Allah sendiri, maupun oleh Yesus dan rasul-rasul, dan bagaimana kita memahami maksud kehendak Allah bagi keselamatan semua manusia. Bagaimanapun juga konsep-konsep tentang manusia dan Allah yang dibangun di atas dasar filosofis terbukti mendatangkan berbagai persolan dan cenderung menyimpang dari kebenaran Alkitab.