dc.description.abstract | Televisi sudah menjadi budaya populer dan mempengaruhi perilaku jemaat. Tayangan-tayangan populer menempati jam-jam tayang utama sehingga memiliki potensi besar mempengaruhi perilaku pemirsa dari segala kategori usia. Tayangan-tayangan populer berita kriminal, infotainmen dan talk show mempengaruhi pemirsa di pagi hari seperti jemaat komisi wanita, komisi usia lanjut dan komisi sekolah minggu (kelas batita dan balita). Tayangan-tayangan program hiburan populer seperti sinetron drama keluarga dan sinetron religius mempengaruhi seluruh anggota keluarga pemirsa di malam hari. Acara-acara populer ini telah menggantikan waktu kebersamaan sebuah keluarga menjadi bentuk komunikasi yang pasif dengan menerima begitu saja pesan-pesan dari tayangan¬tayangan televisi tanpa mencari dan memperhitungkan kebenarannya.
Perilaku pasif dalam menonton membuat pemirsa menjadi irasional, suka akan hal yang sensasional dan memancing emosi, serta mencari tema yang mengeksploitasi seks, kekuasaan, kekerasan dan tahayul. Tayangan-tayangan populer ataupun reality show sekalipun tidak membuat jemaat yang aktif dalam melayani sesamanya. Jemaat memiliki kecenderungan mengurangi waktu membaca dan cepat merasa bosan dengan kegiatan gereja yang monoton.
Allah tetap memberikan mandat budaya kepada gereja dan orang percaya. Mandat budaya ini dapat membawa budaya televisi menjadi kemuliaan bagi Allah. Karena itu gereja dan orang percaya perlu memiliki kesadaran menggunakan media televisi serta bagaimana mengkritisi pesan-pesan yang disampaikan tayangan-tayangan populer. Wawasan dunia gereja dan orang percaya terhadap televisi tetap harus berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab dan di bawah otoritas Allah sebagai pencipta kebudayaan. Gereja dan orang percaya dapat membuat komunitas untuk mendiskusikan pesan-pesan televisi dan memperlengkapi jemaat dengan pengetahuan dunia televisi dan keterampilan menggunakan media televisi bagi kemuliaan Allah. | |