dc.description.abstract | Keterpurukan bangsa Indonesia terns bergulir dari waktu ke waktu, ke arah yang semakin dan semakin menyedihkan. Krisis moneter pada 1997 melahirkan gelombang gerakan Reformasi yang kemudian menggulingkan pemerintahan Soeharto, yang dianggap telah menyengsarakan negara. Nyatanya, titik penting dalam garis sejarah bangsa Indonesia tersebut tidak dapat memperbaiki apa pun. Kemiskinan tetap menjadi tema utama keterpurukan bangsa, korupsi justru makin menjadi, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah pun memudar. Bangsa Yehuda, seperti yang dikisahkan oleh Alkitab, juga pemah mengalami permasalahan yang sama. Pergumulan yang berat dialami bangsa ini pasca peristiwa pembuangan ke Babilonia. Infrastruktur negara ini sudah hancur, ditambah lagi dengan penduduknya yang sedikit, yang adalah orang-orang lemah yang tidak diangkut serta ke dalam pembuangan ke Babilonia. Namun, di tengah-tengah keadaan yang terpuruk tersebut, Tuhan temyata merestorasi kembali bangsa ini. Kitab Nehemia merupakan salah satu kitab yang mengisahkan proses restorasi tersebut. Bangsa Indonesia yang terpuruk ini pun memerlukan sebuah pemulihan, sebuah "restorasi." Restorasi yang diharapkan di sini, berkaitan dengan keterpurukan yang dipergumulkan seluruh rakyat Indonesia, adalah suatu peralihan dari kondisi menyedihkan yang dialami masyarakat, menuju kepada kesejahteraan rohaniah dan jasmaniah. Berbicara mengenai "kesejahteraan rohaniah," maka tidak mungkin tidak ini akan melibatkan konsep-konsep teologis yang menjadi dasar bagi perubahan itu. Adapun dasar teologis yang akan dijadikan landasan bagi perubahan Indonesia ini diangkat dari konsep teologis restorasi bangsa Yehuda, secara khusus seperti yang diuraikan dalam kitab Nehemia. Nehemia adalah tokoh yang dipakai oleh Tuhan untuk secara langsung terlibat dalam proses pemulihan Yehuda, sehingga tulisannya menolong kita untuk bisa melihat pokok-pokok pikiran teologis yang melatarbelakangi pekerjaan Allah dalam bangsa Yehuda. Dari konsep teologis pemulihan bangsa Yehuda ini kemudian akan dapat dilihat kesinambungannya terhadap rencana Allah bagi pemulihan bangsa Indonesia. Setelah memahami konsep teologis tersebut, orang Kristen kemudian diajak untuk secara aktif menyambut dan mengambil bagian dalam rencana besar Allah tersebut, dengan menyatakan imannya secara nyata dalam rupa tindakan dan peran serta membangun bangsa Indonesia. Peran serta dalam pembangunan ini dikerjakan bukan semata-mata atas dasar perasaan senasib sepenanggungan terhadap saudara sebangsa, tetapi juga dikerjakan di dalam kerangka berpikir teologis. | en_US |