dc.description.abstract | Menghadapi pergumulan dan tantangan abad 21 pemimpin gereja dituntut untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai pemimpin, yaitu memberi pengaruh kepada perubahan perilaku orang lain secara langsung maupun tidak. Pemimpin juga dituntut mengenal dan mengatasi sisi gelap kepribadian yang membentuk dirinya menjadi pemimpin dengan kecenderungan tertentu. Demikian pula saat menghadapi konflik dalam kepemimpinannya, pemimpin juga dituntut untuk dapat menangani konfliknya dengan baik dan bertanggung jawab. Sisi gelap seorang adalah desakan batin, tekanan, dan disfungsi personalitas seseorang yang sering kali tercetus tanpa pertimbangan atau tetap tidak disadari sampai ia mengalami tekanan emosi. Karena ini merupakan bagian dari diri yang mengintai di bawah bayang-bayang kepribadian seseorang maka disebut sebagai sisi gelap kepribadian seseorang. Sisi gelap walaupun kedengaran cukup menyeramkan, sebenarnya merupakan konsekuensi alami dari perkembangan manusia. Setiap pemimpin yang sudah menyadari dan sedapat mungkin mengatasi sisi gelapnya juga dituntut untuk dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam kepemimpinannya dengan memakai gaya manajemen konflik tertentu. Pemimpin harus memahami, menyadari, dan mengatasi sisi gelap kepribadiannya. Setelah ia sanggup mengatasi sisi gelapnya, maka ia akan lebih mampu mengatasi konflik yang terjadi dalam hidup dan kepemimpinannya. Permasalahan yang ada adalah mengingat sisi gelap kepribadian seseorang membentuk wujud kepemimpinan dengan kecenderungan tertentu dan wujud kepemimpinan itu sendiri akan mengambil gaya manajemen konflik tertentu pula, maka penulis merasa perlu menilik dan menganalisis apakah terdapat korelasi antara wujud sisi gelap pemimpin terhadap gaya manajemen konflik dalam kepemimpinannya. Dari hasil penelitian ini ditemukan memang terdapat korelasi antara wujud sisi gelap yang membentuk pemimpin dengan kecenderungan kompulsif di kemajelisan GKYjMB dengan gaya manajemen konflik yang diambilnya, yakni kolaborasi dan kompromi. Namun demikian, ditemukan adanya ketidaksesuaian antara hasil penelitian dengan pembahasan dari landasan teori yang menyatakan pemimpin dengan kecenderungan kompulsif, akan mengambil gaya manajemen konflik mendominasi bukan kolaborasi atau kompromi. | en_US |