dc.description.abstract | Pornografi menjadi satu permasalahan yang serius namun sering kali diabaikan keberadaannya. Permasalahan pornografi tidak lagi hanya terjadi pada kaum lajang namun juga sampai kepada mereka yang telah menikah. Banyak pasangan pernikahan Kristen yang juga menjadi bagian dari permasalahan ini. Setidaknya salah satu pasangan (khususnya suami) menjadi pengguna bahkan mungkin menjadi pecandu. Keadaan yang demikian telah memengaruhi kehidupan pernikahan pasangan Kristen. Menyikapi permasalahan pornografi dalam konteks pernikahan penulis menghasilkan tiga pertanyaan penting. Pertama, apakah yang dimaksud dengan kekudusan dalam pernikahan menurut Alkitab? Kedua, apakah yang dimaksud dengan pornografi dalam konteks pernikahan serta apa dampak yang dihadapi oleh pasangan akibat pornografi ini? Ketiga, pelayanan pastoral seperti apakah yang bisa dilakukan oleh gereja dalam menghadapi kondisi ini baik bagi pasangan maupun bagi pribadi mereka masing-masing? Penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan yaitu: pertama, memberikan tinjauan teologis terhadap konsep kekudusan pernikahan dalam Alkitab secara khusus berdasarkan 1 Tesalonika 4:1-8. Penulis meyakini bahwa pernikahan adalah sebuah janji kudus antara suami dan istri yang dilakukan di hadapan Tuhan. Maka dari itu, janji pernikahan yang eksklusif ini tidaklah memperbolehkan adanya orang ketiga dalam hubungan pernikahan termasuk di dalam hubungan seksual baik secara fisik maupun dalam pikiran yang disebabkan oleh pornografi. Kedua, penelitian ini diharapkan memberikan implikasi praktis, yaitu membuka mata gereja terhadap permasalahan pornografi yang dialami pasangan suami istri dan memberikan bentuk pelayanan pastoral yang dapat dilakukan oleh gereja bagi mereka. | en_US |