dc.contributor.author | Sasongko, Nindyo | |
dc.date.accessioned | 2018-05-08T07:42:22Z | |
dc.date.available | 2018-05-08T07:42:22Z | |
dc.date.copyright | 2003 | |
dc.date.issued | 2003-10 | |
dc.identifier.issn | 14417649 | |
dc.identifier.uri | http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/101 | |
dc.description.abstract | Bagaimanakah wajah teologi di era pascamodern? Tulisan ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Teologi—yang adalah perbincangan atau pembicaraan mengenai Allah dan relevansinya bagi keberlangsungan kehidupan seisi dunia—selalu mengalami pergeseran, perenungan ulang bahkan perevisian secara radikal. Munculnya Reformasi di abad enam belas merupakan contoh pergeseran signifikan dari teologi yang diterima secara umum. Merekahnya fajar pascamodern tentu menyebabkan pergeseran yang signifikan dalam teologi. ... Pertama-tama penulis akan meninjau tiga masalah utama dalam pascamodernisme dan dampaknya bagi teologi Kristen. Sebuah titik terang disediakan oleh “teori tindak-wicara” (speech-act theory) yang digagas oleh filsuf bahasa dari Oxford, John L. Austin (1911-1960). Teori-teori ini yang akan mendasari gagasan communio, communicatio dan communitas sebagai acuan berteologi di era pascamodern. Pada bagian terakhir penulis mencoba untuk melihat relevansi teologi trinitaris bagi konteks Indonesia dan praksis-praksis gereja pada umumnya. | en_US |
dc.publisher | Seminari Alkitab Asia Tenggara | en_US |
dc.rights.uri | https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/ | |
dc.subject | Theology -- Methodology. | en_US |
dc.subject | Postmodernism -- Religious aspects -- Christianity. | en_US |
dc.title | Communio, Communicatio, Communitas : Teologi Trinitaris sebagai Acuan Berteologi di Era Pascamodern | en_US |
dc.type | Article | en_US |
dc.rights.holder | 2003 by Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. All rights reserved. | |