Studi tentang Konsep Pemuridan dari Ucapan Bahagia dalam Matius 5:3-12 dan Implikasinya bagi Gerakan Pemuridan Masa Kini
Abstract
Injil Matius memiliki konsep pemuridan yang sangat kental. Penulis Injil Matius menyusun dengan susunan yang unik yakni berisi pengajaran dan narasi yang saling bergantian. Pengajaran yang menarik dan sangat terkenal adalah Khotbah di Bukit yang dibuka dengan Ucapan Bahagia. Ucapan Bahagia menjadi bagian pembuka yang memiliki konsep pemuridan. Konsep tersebut ialah pola inner life. Pola ini menekankan bukan saja hasil pemuridan yang kasat mata, namun terlebih penting berkutat soal pembentukan hati seorang murid yang sudah mengalami transformasi bersama Allah hanya oleh anugerah-Nya. Sikap hati seorang murid di hadapan Allah menjadi penekanan penting dalam Ucapan Bahagia.
Gereja pada masa kini giat melakukan pemuridan. Namun, tidak jarang hal tersebut hanya berjalan beberapa waktu saja karena beberapa penyebab. Pemuridan tidak dapat dilakukan dengan sembarang atau tanpa persiapan. Sebaiknya, pemuridan perlu dilakukan dengan persiapan yang baik dan sesuai dengan konteks lingkungan setempat. Dengan demikian, pemuridan akan berjalan dengan efektif. Pemuridan menjadi wadah yang efektif untuk proses pertumbuhan rohani orang-orang percaya. Pemuridan seyogianya dilakukan dengan berlandaskan anugerah Allah untuk membangun Kerajaan Allah di dunia. Selain itu, pemuridan juga menjadi wadah pembentukan murid Kristus yang hidup berdasarkan kebenaran Allah dan siap bermisi walau menderita sekalipun.