Konsep “Pengantin Anak Domba” Sebagai Identitas Umat Allah dalam Kitab Wahyu dan Implikasinya bagi Gereja di Indonesia
Abstract
Ketika seseorang percaya kepada Kristus, ia menerima identitas yang baru di dalam Kristus. Identitas yang baru tersebut hanya dapat diidentifikasi di dalam relasinya dengan Kristus. Alkitab menggambarkan relasi antara orang percaya dengan Kristus melalui begitu banyak penggambaran. Paulus menggambarkan gereja sebagai tubuh Kristus, di mana Kristus sebagai Kepalanya (1 Kor. 6:15). Penulis Injil menggambarkan relasi tersebut dengan imajinasi yang lebih luas, seperti relasi antara gembala dengan domba-dombanya (Yoh. 10:1-8), seperti pokok pohon anggur dengan ranting-rantingnya (Yoh. 15:5), atau seperti seorang ayah dengan anaknya (Luk. 15:11-32). Setiap penggambaran tersebut menggambarkan dimensi yang unik dan berbeda antara penggambaran yang satu dengan yang lain. Setiap penggambaran memiliki aspeknya tersendiri yang kemudian menjelaskan bagaimana sebenarnya relasi antara Kristus dengan umat-Nya.
Kitab Wahyu kemudian memiliki caranya tersendiri untuk menggambarkan relasi tersebut. Yohanes sebagai penulis kitab Wahyu menggambarkan relasi antara Allah dengan umat-Nya seperti seorang pengantin dengan Mempelai Prianya. Penggambaran tersebut dibangun Yohanes di atas dasar nabi-nabi Perjanjian Lama. Hal ini menunjukkan bahwa simbol pengantin dalam kitab Wahyu dimaksudkan Yohanes sebagai puncak penggenapan nubuatan para nabi. Simbol pengantin menggambarkan akhir dari penantian umat Allah yang menantikan penggenapan janji Allah, bahwa Allah akan tinggal bersama-sama dengan umat-Nya.
Simbol pengantin dalam kitab Wahyu menekankan secara unik dua dimensi dari relasi antara Kristus dengan umat-Nya. Dimensi yang pertama adalah hasrat yang dipuaskan hanya oleh kehadiran Allah. Sementara dimensi yang kedua adalah umat Allah dituntut untuk bertahan setia sampai akhir dalam penderitaan yang harus mereka jalani selama masa penantian tersebut. Pada akhirnya, simbol pengantin memberikan gambaran besar bagi umat Allah mengenai sejarah manusia dan akhir dari dunia ini dari perspektif Allah. Tujuan akhir dari umat Allah adalah menikmati Allah dalam kemuliaan-Nya dan hal tersebut hanya dapat terpenuhi di dalam Kristus.
.