The Letter and the Spirit: Relasi Antara Makna Literal dan Makna Spiritual dalam Pendekatan Interpretasi Teologis Kitab Suci
Abstract
Kitab Suci adalah tulisan sakral yang merupakan sarana komunikasi dan penyataan diri Allah bagi gereja-Nya yang Am bahkan hingga hari ini. Meskipun demikian, terbentang jarak dan perbedaan-perbedaan yang besar antara dunia teks dan dunia pembaca kontemporer. Dampaknya, terjadi ketegangan antara menemukan makna teks bagi dunia pembaca masa lampau dengan menemukan signifikansi makna tersebut di tengah kompleksitas dan heterogenitas kehidupan pembaca masa kini.
Di dalam sejarah penafsiran Kitab Suci, terdapat juga pergeseran arus hermeneutis di dalam menemukan makna teks. Penafsiran pra-modern lebih berkeinginan untuk menemukan makna teks yang dapat diterapkan dalam pembangunan iman dan kerohanian jemaat, sehingga yang ditekankan adalah dimensi-dimensi spiritual dari teks. Berbeda dengan itu, penafsiran modern berupaya untuk menemukan justifikasi kebenaran objektif dan rasional dari teks, sehingga yang ditekankan adalah dimensi-dimensi historis dan literaris dari teks. Pergeseran hermeneutis ini menciptakan jurang yang semakin mendalam antara makna literal dan makna spiritual serta eksegesis dan teologi. Dibutuhkan sebuah alternatif pendekatan penafsiran yang dapat merangkul kedua kutub makna, guna menghasilkan pembacaan yang lebih berbuah bagi kehidupan umat masa kini.
Tulisan ini menawarkan pendekatan Interpretasi Teologis Kitab Suci (Theological Interpretation of Scripture/TIS) – yang memiliki semangat utama untuk mengembalikan atau menghidupkan kembali pembacaan Alkitab secara Kristen sebagai Kitab Suci Kristen – sebagai jembatan bagi masalah dikotomi makna dan kebutuhan hermeneutis. Pendekatan TIS mensintesakan eksegesis biblika, pandangan teologi, dan sejarah penafsiran di dalam membaca satu bagian teks. Secara khusus, pendekatan TIS juga berupaya merelasikan makna literal dan makna spiritual dengan menerima ragam makna yang bertanggungjawab dan diikat oleh motif Kristologis di dalam keseluruhan kanon. Perelasian antara makna literal dan makna spiritual ini dapat menghasilkan pembacaan yang lebih kaya dan berbuah bagi edifikasi gereja Tuhan, khususnya dalam hal penekanan kepada sakralitas Kitab Suci, pembacaan Kristologis terhadap setiap bagian teks, dan keterlibatan seluruh bagian tubuh Kristus di dalam membaca dan menafsir teks.