Konsep Alkitabiah Tentang Manhood dan Implikasinya Terhadap Identitas dan Peran Kepala Keluarga Gereja Kristen Abdiel Gracia Gading Pantai Surabaya.
Abstract
Figur otoritas yang menonjol dalam kehidupan manusia bergeser dari laki-laki kepada perempuan. Pergeseran yang terjadi sudah nampak di rumah sebagai lembaga terkecil hingga kepada institusi umum seperti rumah sakit. Bahkan dalam dunia sekarang ini, perempuan banyak yang memegang otoritas tertinggi dalam perusahaan dan negara. Isu mengenai pergeseran otoritas ini tidak hanya terjadi di dunia sekuler tetapi juga merambah ke dalam gereja. Ada peningkatan jumlah pemimpin gereja perempuan senior di dalam lingkup gereja. Peningkatan jumlah hamba Tuhan perempuan senior yang menunjukkan bahwa ada banyak laki-laki yang tidak menyukai hal-hal yang bersifat rohani. Di dalam lingkup yang lebih dalam, keluarga sebagai miniatur gereja menunjukkan bahwa peran laki-laki semakin berkurang. Laki-laki tidak memiliki pemahaman yang benar akan konsep manhood dalam diri mereka sebagai seorang laki-laki. Laki-laki tidak memahami konsep manhood yang alkitabiah. Pemahaman yang tidak sempurna memengaruhi laki-laki di dalam menjalani perannya sebagai seorang laki-laki. Akibatnya relasi yang terjadi di dalam keluarga antara laki-laki dan anggota keluarga menjadi tidak harmonis.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian literatur dan kualitatif dengan mengambil survei di Gereja Kristen Abdiel Gracia Gading Pantai Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep manhood yang alkitabiah adalah konsep yang ada di dalam diri laki-laki dengan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin, pelindung, pemberi nafkah dan pendidik. Implikasi dari pemahaman konsep manhood ini bagi laki-laki adalah membuat laki-laki mengetahui tugas dan tanggung jawab yang dimiliki sebagai seorang laki-laki serta mau melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai sebuah perintah yang Tuhan berikan kepada manusia terkhusus kepada laki-laki.