Hubungan Antara Kelekatan Pemuda-Orang Tua dan Dukungan Iman Orang Tua dengan Religiositas Intrinsik pada Pemuda di Gereja-gereja Injili di Kota Bandung.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu ada atau tidaknya hubungan antara kelekatan pemuda-orang tua dan dukungan iman orang tua dengan religiositas intrinsik pada pemuda di gereja-gereja injili di Kota Bandung. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menyusun hipotesis bahwa terdapat hubungan antara kelekatan pemuda-orang tua, baik ibu maupun ayah, dengan religiositas intrinsik, serta terdapat hubungan antara dukungan iman orang tua, baik ibu maupun ayah, dengan religiositas intrinsik pada pemuda. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan penyebaran kuesioner. Subjek dalam penelitian ini yaitu 226 pemuda-pemudi usia 18-29 tahun dan belum menikah di 8 gereja injili di Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, dan teknik analisis data menggunakan Spearman Rank Coefficient
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kelekatan pemuda-ibu dengan religiositas intrinsik pada pemuda (r = 0,170; p > 0,05) yang berarti hipotesis diterima. Hal ini terjadi karena responden memiliki kelekatan yang aman sehingga memiliki rasa aman dalam mengembangkan identitas religiusnya. Sedangkan kelekatan pemuda-ayah tidak ditemukan berhubungan dengan religiositas intrinsik (r = 0,051; p > 0,05). Dukungan iman orang tua juga tidak berhubungan dengan religiositas intrinsik (r ayah = 0,077; r ibu = 0,064; p > 0,05). Tidak adanya hubungan tersebut dapat dijelaskan dari beberapa faktor yaitu: tidak diketahuinya religiositas ayah dan kesamaan keyakinan pemuda dengan ayahnya, dampak nilai-nilai dalam sistem keluarga Tionghoa pada mayoritas responden, adanya kemungkinan figur kelekatan lain yang lebih berperan daripada ayah seperti hamba Tuhan atau teman-teman di gereja, serta faktor perkembangan iman pemuda itu sendiri. Penelitian ini dapat memberi sumbangsih bagi gereja-gereja injili, pembina rohani pemuda di gereja, dan pemuda Kristen di Kota Bandung. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi pendorong bagi penelitian selanjutnya terkait religiositas pemuda.