Perbandingan Konsep Epistemologi dan Implikasinya dalam Pendidikan dari Surat 2 Petrus dengan Filsafat Neopragmatisme Richard Rorty.
Abstract
Pascamodern merupakan suatu zaman yang menolak kebenaran, pengetahuan, dan nilai atau moralitas objektif dan absolut. Pascamodern menekankan peran manusia di dalam menciptakan kebenaran, pengetahuan, dan nilai. Secara tidak langsung, pascamodern menolak keberadaan realitas eksternal (Allah) yang berdaulat dan mengendalikan kehidupan manusia.
Salah satu pandangan pascamodern yang cukup berpengaruh adalah filsafat neopragmatisme yang dikembangkan oleh Richard Rorty. Konsep epistemologinya berkenaan dengan pengetahuan dan kebenaran menekankan daya imajinasi dan kreativitas bahasa untuk melakukan edifikasi yang melibatkan aktivitas hermeneutika dan poetika untuk mempertahankan keberlangsungan percakapan. Percakapan yang terus berlangsung dengan mengutamakan otoritas konsensus dalam komunitas diharapkan dapat menciptakan kebenaran, pengetahuan, dan nilai.
Pemikirannya berdampak pada praktik pendidikan yang mengutamakan kebebasan berimajinasi dan berkreasi dalam bahasa untuk menciptakan kosa kata baru untuk mencapai suatu keadaan yang lebih baik. Hal ini khususnya praktik pendidikan yang menekankan demokratisasi pendidikan dan reformasi kurikulum yang meninggalkan penekanan pada aspek rasionalitas. Praktik ini meliputi proses akulturasi dan individuasi. Akulturasi dilakukan dengan bercermin pada pengalaman para pendahulu yang telah berhasil menciptakan kondisi baik (worship hero). Individuasi dilakukan untuk menciptakan sesuatu yang baru sebagai yang lebih baik (berguna) untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.
Pendidikan Kristen memiliki perspektif yang berbeda dengan konsep pendidikan dalam filsafat neopragmatisme Rorty. Surat 2 Petrus menunjukkan konsep epistemologi alkitabiah yang bersumber dari Allah dan diwahyukan kepada manusia sehingga manusia memiliki standar epsitemologi yang objektif. Konsep epistemologi tersebut berdampak pada praktik pendidikan Kristen yang mengagungkan kebenaran, pengetahuan serta nilai absolut dan objektif yang bersumber dari Allah. Pendidikan Kristen dijalankan sesuai dengan kebenaran firman Allah yang dinyatakan dalam bahasa manusia (Alkitab) untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai desain Allah. Pendidikan Kristen juga mengutamakan pengenalan yang benar akan Allah yang diwujudkan dalam kehidupan saleh (godly living) di antara relasi dengan sesama orang percaya maupun orang tidak percaya. Pendidikan Kristen juga berorientasi pada pengharapan akan kekekalan di masa yang akan datang sehingga pendidikan Kristen mempersiapkan anak didik dan peserta didik untuk bertemu dengan Allah secara pribadi.