Peran dan Kualifikasi Hamba Tuhan Musik (Music Minister) dalam Pelayanan Purnawaktu di Gereja Injili di Indonesia.
Abstract
Pelayanan ibadah dan musik merupakan bidang pelayanan yang sangat penting, bahkan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pelayanan gereja. Karena itu, gereja seharusnya memberikan perhatian yang lebih, salah satunya ialah dengan menyediakan orang yang dapat bertanggung jawab untuk mengatur pelayanan musik dan ibadah di gereja.
Hamba Tuhan musik (music minister) seharusnya menjadi seorang yang tepat untuk memegang tanggung jawab atas pelayanan tersebut. Hamba Tuhan musik yang melayani secara purnawaktu di gereja sesungguhnya memiliki peran yang penting dan membutuhkan kualifikasi-kualifikasi agar peran-peran penting tersebut dapat dijalankan dengan maksimal.
Melalui studi pustaka, penulis melihat bagaimana peran dan kualifikasi seorang hamba Tuhan musik yang ada dalam konteks pelayanan gereja di luar Indonesia. Saat ini gereja-gereja di luar Indonesia, secara khusus Amerika, sebagian besar telah menyadari betapa pentingnya kehadiran seorang hamba Tuhan musik untuk memimpin dan mengembangkan pelayanan musik gereja. Hamba Tuhan musik sesungguhnya berperan sebagai pemimpin pelayanan musik gereja. Dalam perannya itu, banyak tanggung jawab kepemimpinan yang harus dilakukan, beberapa contoh seperti mengoordinasi musik dan ibadah, membimbing dan melatih pelayan musik dan ibadah, bahkan memimpin organisasi pelayanan musik gereja. Karena demikian, tentunya dibutuhkan beberapa kualifikasi untuk para hamba Tuhan musik, agar pelayanan musik di gereja dapat dipimpin dan dikembangkan dengan maksimal.
Dalam konteks gereja injili di Indonesia, melalui wawancara dengan beberapa hamba Tuhan musik yang melayani secara purnawaktu, penulis menemukan bahwa peran dan kualifikasi yang dibutuhkan bagi hamba Tuhan musik untuk melayani di gereja injili di Indonesia tidak jauh berbeda dengan konteks pelayanan di luar Indonesia, khususnya di Amerika. Perbedaannya ada pada pola pelayanan hamba Tuhan itu sendiri. Hamba Tuhan dalam konteks pelayanan gereja di Amerika memang lebih terfokus dengan setiap bidang pelayanannya masing-masing, sedangkan hamba Tuhan, khususnya gereja injili di Indonesia, lebih diharapkan untuk bisa terlibat di seluruh bidang pelayanan gereja yang ada. Namun memang lebih baik jika hamba Tuhan musik di Indonesia pun dapat menentukan fokus pelayanannya.
Peran yang dapat diambil tidak hanya mengatur pelayanan musik dan ibadah, ataupun mendidik para pelayannya, tetapi juga diharapkan dapat terlibat dalam pelayanan lainnya, seperti mendidik dan memperhatikan jemaat, serta memberitakan firman Tuhan, walaupun dengan tuntutan, ekspektasi, dan intensitas yang tidak besar. Dengan peran yang cukup menyeluruh, tentu kualifikasi yang dibutuhkan juga tidak hanya berhenti pada pengetahuan dan keterampilan musik saja. Hamba Tuhan musik perlu mengembangkan diri terus-menerus, agar pelayanannya di gereja dapat semakin maksimal dan pelayanan musik dan ibadah juga dapat semakin berkembang.