Prinsip Relasi Paulus-Timotius dalam Kepemimpinan di Gereja dan Implikasinya bagi Relasi Hamba Tuhan Senior-Junior Masa Kini: Sebuah Eksposisi terhadap 1 dan 2 Timotius.
Abstract
Relasi antarmanusia pada umumnya, baik secara personal maupun komunal tidak pernah terlepas dari muatan kepentingan, perselisihan, penguasaan, permusuhan, dan penindasan. Kasih dan berempati seperti lapisan tipis yang tidak mampu menjaga relasi harmonis secara permanen. Oleh karena hal itu, maka di setiap bidang kehidupan yang melibatkan manusia dalam relasi dengan sesamanya, potensi terjadinya konflik akan selalu mungkin. Para hamba Tuhan sebagai bagian dari komunitas manusia juga tidak terlepas dari konflik. Tidak jarang konflik yang terjadi berujung pada perpecahan gereja. Bila ditelaah lebih lanjut konflik ini terjadi dalam relasi hamba Tuhan senior-junior, penyebabnya antara lain: karena senior sebagai pemimpin tidak membangun relasi yang seharusnya dengan junior, demikian juga sebaliknya dengan junior. Oleh karena itu pentingnya pemahaman akan sebuah relasi yang benar yaitu: relasi yang dibangun dalam bentuk pemuridan dan pembimbingan dari seorang senior dan pemimpin di gereja.
Berdasarkan pemahaman akan pentingnya sebuah relasi dalam bentuk pemuridan dan pembimbingan oleh seorang pemimpin bagi rekan-rekan yang dipimpinnya, maka penulis dalam skripsi ini memfokuskan penelitian pada prinsip relasi pemuridan dan kepemimpinan yang dilakukan Paulus kepada Timotius menurut surat 1 dan 2 Timotius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi relasi pemuridan dan kepemimpinan Paulus kepada Timotius bagi relasi hamba Tuhan senior-junior. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif dengan penelitian lapangan, dan metode eksposisi. Selain itu penulis akan menggunakan beberapa sumber kepustakaan yang akan disejajarkan dengan prinsip-prinsip pemuridan dan kepemimpinan Paulus kepada Timotius, untuk mendapatkan hasil yang lebih relevan dan aplikatif bagi pembaca.
Setelah melakukan penelitian terhadap prinsip relasi pemuridan dan kepemimpinan yang dilakukan Paulus kepada Timotius, penulis mendapati tiga peran yang dapat dilakukan senior dan pemimpin demi membangun relasi senior-junior yang baik, yaitu: pertama, relasi senior-junior sebagai guru dan murid, kedua, relasi senior-junior seperti bapak dan anak, ketiga,relasi senior-junior seperti rekan dan sahabat. Apabila senior-junior dapat menjalankan pola relasi seperti ini, maka diharapkan akan tercipta sebuah pelayanan yang saling membangun bagi Kristus.