Suatu Tinjauan terhadap Makna Kuasa Doa Orang Benar di dalam Konteks Ketetapan Allah berdasarkan Yakobus 5:16b-18.
Abstract
Doa secara umum dipahami sebagai sebuah relasi dengan Tuhan, komunikasi dengan Tuhan, mendengarkan Tuhan, meminta dan menerima berkat Tuhan. Relasi dengan Tuhan merupakan hal yang terutama di dalam doa, di mana orang Kristen dapat bersekutu dengan Tuhan sehingga mereka dapat semakin mengenal Tuhan. Namun pada kenyataannya, orang Kristen sering kali salah mengartikan makna doa yang sesungguhnya sehingga doa digunakan untuk meminta apa saja yang diinginkannya. Kesalahan tersebut membuat orang Kristen berpikir bahwa doa dapat mengubah ketetapan Allah. Kesalahan tersebut juga terlihat dari berbagai jenis pengajaran tentang cara berdoa dengan motivasi untuk mengajukan permintaan kepada Tuhan, yaitu: pertama, Tuhan menantikan kedatangan orang Kristen untuk meminta berkat kepada-Nya dan Tuhan siap menyalurkan berkat kepada mereka. Kedua, orang Kristen harus melakukan kontak dengan Tuhan melalui persekutuan sehingga jalur komunikasi dalam meminta akan tercapai. Permintaan orang Kristen membuat perubahan dalam kehidupannya. Doa syaafaat menghubungkan orang lain dengan kuasa Tuhan. Ketiga, orang Kristen harus memutuskan dengan tegas apa ia minta, rajin menyelidiki Alkitab sehingga waktu dibutuhkan siap untuk digunakan, menyebutkan kebutuhan yang diperlukan, berjalan dengan iman dan percaya akan mendapat jawaban, memiliki pikiran dan keinginan yang kuat, merenungkan janji Tuhan, mengangkat pujian, dan mengucap syukur atas apa yang dilakukan Tuhan untuknya.
Berdasarkan konsep pengajaran Yakobus, doa adalah relasi dengan Tuhan sehingga doa yang dipanjatkan orang benar adalah doa yang sesuai dengan kehendak Tuhan bukan kehendak diri orang itu. Kuasa doa orang benar tidak mengubah ketetapan Tuhan melainkan untuk berelasi dengan Tuhan, bukan untuk meminta atau mendesak Tuhan. Dasar doa orang benar terlihat dari kehidupan doa yang lebih mengutamakan relasi dengan Tuhan dan lebih berfokus kepada Pribadi Tuhan. Dasar doa orang benar tidak digunakan untuk motivasi yang tidak benar dan tidak digunakan untuk mendesak Tuhan mengabulkan doanya. Relasi orang benar dapat terwujud dengan adanya kehadiran Kristus sebagai Mediator dan ia dapat menyatakan imannya kepada Kristus dan dengan adanya kehadiran Roh Kudus di dalam kehidupannya sehingga ia dapat berelasi dengan Kristus dan Bapa. Doa orang benar tidak mengubah ketetapan Tuhan melainkan untuk berelasi dengan Tuhan sehingga ia dapat mengalami pembaruan dengan pertolongan Roh Kudus, semakin memahami kehendak Tuhan serta melakukan kehendak Tuhan. Keefektifan doa orang benar tidak terpisah dari ketetapan Tuhan melainkan selaras dengan ketetapan Tuhan yang membuat orang benar menyesuaikan diri, taat, dan tunduk kepada ketetapan yang telah diberikan Tuhan demi kebaikan hidup orang benar dan untuk kemuliaan Tuhan.