Meneropong makna penderitaan manusia menurut konsep teodise C.S. Lewis
Abstract
Ketika berhadapan dengan fenomena penderitaan manusia, kecenderungan yang dilakukan oleh kaum injili adalah meneropong penderitaan manusia tersebut berdasarkan kacamata kedaulatan dan providensia Allah yang tidak terelakkan atas diri manusia. Sikap pasrah berkaitan dengan kedaulatan Allah yang mutlak tersebut, tanpa disadari sebenarnya telah memunculkan konsep “fatalisme praktis.” Akibatnya, relasi erat antara hukum alam dan tanggung jawab manusia pada akhirnya menjadi hal yang terabaikan. Studi tentang konsep teodise C.S. Lewis ini diharapkan mampu memberikan paradigma baru bagi kaum injili di Indonesia dalam memandang masalah penderitaan manusia. Paradigma baru tersebut adalah cara pandang yang aktif dan positif terhadap peran hukum-hukum alam sebagai wahyu umum di balik fenomena penderitaan tersebut. Konteks natural kehidupan manusia dengan hukum-hukum alam yang tetap dan beraturan diharapkan dapat menjadi “kunci” untuk membuka “pintu rahasia” fenomena penderitaan manusia.