Hubungan antara Kristologi Paulus dan Ajaran tentang Makanan Persembahan Berhala (Eidolothuta)
Abstract
Ajaran tentang eidolothuta (makanan persembahan berhala) dalam 1 Korintus 8:1-11:1 dapat dikatakan sebagai salah satu bagian paling kompleks dalam diskusi tentang surat-surat Paulus. Para sarjana, khususnya dalam tiga dekade terakhir telah mengemukakan berbagai penafsiran tentang bagian ini dan menantang apa yang telah dikenal selama ini sebagai pandangan tradisional. Adapun dari berbagai kemajuan kesepakatan para sarjana tersebut perihal topik ini, sedikitnya masih ada dua diskusi besar yang tertinggal, yaitu berkenaan dengan kemungkinan-kemungkinan gambaran situasi pada saat itu dan sikap dasar dari ajaran Paulus tentang eidolothuta itu sendiri. Diskusi tentang gambaran situasi yang mungkin terjadi pada waktu itu menyuguhkan empat konteks yang berbeda: pertama, makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala-berhala di kuil mereka (8:7-13, 10:14-22); kedua, makan makanan yang dibeli dari pasar yang tanpa diketahui asal usulnya (10:23-26); ketiga, makan makanan di pesta-pesta atau pertemuan-pertemuan dimana orang Kristen telah diundang, dan yang kemungkinan diadakan di rumah orangorang kafir (10:27-31); atau keempat, makan makanan yang berhubungan dengan kultus kekaisaran Romawi. Jika semua pandangan ini diterima, maka apakah itu berarti bahwa Paulus telah mendasarkan ajarannya secara fleksibel pada berbagai situasi tersebut? Apakah ia menentang eidolothuta adalah karena masalah tempat makan? Apakah ia tidak setuju dengan eidolothuta adalah karena urusan asal-usul makanan tersebut? Paulus jelas mengarahkan ajarannya secara situasional, tetapi adalah penting juga untuk tidak hanya berfokus pada titik tersebut, melainkan untuk melihat apakah ada konsep dasar tertentu yang Paulus pegang dalam menghadapi situasi ini. Karena itu, adalah perlu untuk melihat kemungkinan adanya sebuah konsep yang dapat diterima sebagai pokok dominan dalam teologi Paulus dan yang sekaligus relevan bagi permasalahan terkait di Korintus, dalam hal ini kristologi tentu dapat diusulkan sebagai yang paling cocok dan substansial. Dengan demikian, tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas dan menegaskan hubungan antara kristologi Paulus dan ajarannya soal eidolothuta, sehingga solusi alternatif yang tepat terhadap pergumulan memahami 1 Korintus 8:1-11:1 dapat diperoleh. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pembahasan ini perlu dimulai dengan memperhatikan ciriciri yang relevan dari kristologi Paulus dalam pengajarannya, khususnya terkait dengan ide yang terkandung dalam 1 Korintus 8:6 yang sering dianggap sebagai pernyataan terpenting Paulus berkenaan dengan konsep kristologinya. Dengan perhatian itu, pembahasan akan dilanjutkan dengan melihat bagaimana kristologi Paulus tersebut diterapkan dalam usaha memahami ajarannya tentang eidolothuta.