The Cloud of Unknowing: Mistisisme Kristiani Ditinjau dari Doktrin Pengetahuan tentang Allah dan Relevansinya terhadap Praktik Spiritualitas Masa Kini.
Abstract
The Cloud merupakan warisan spiritual klasik abad keempat belas yang memberikan tekanan pada kasih sebagai jalan menuju kesatuan dengan Kristus. Di dalam praktiknya, The Cloud seakan-akan mengabaikan pengetahuan tentang Allah. Pengabaian ini dapat mengakibatkan praktik spiritualitas terjebak ke dalam bahaya-bahaya tertentu, bahkan menjadikan praktik spiritualitas yang dijalankan, dalam hal ini The Cloud, tidak memiliki perbedaan dengan praktik spiritualitas yang dijalankan oleh orang-orang tidak percaya.
Praktik spiritualitas Kristen perlu didasarkan pada doktrin pengetahuan tentang Allah yang benar, sehingga spiritualitas yang dijalankan menjadi terarah dan semua klaim tentang kebenaran yang dimiliki tentang Allah bersifat objektif. Kebenaran tentang Allah secara sangat jelas didapatkan melalui penyataan diri Allah di dalam Yesus Kristus sebagai wujud inkarnasi Allah menjadi manusia, dan Alkitab sebagai wujud firman Allah yang menjelaskan tentang diri Allah. Penyataan-penyataan tersebut memungkinkan manusia untuk memiliki pengetahuan tentang Allah. Dengan demikian spiritualitas kristiani adalah sebuah spiritualitas yang memiliki dasar yang objektif dan alkitabiah, yang dibangun di atas Kristus dan Alkitab.
Spiritualitas yang alkitabiah juga adalah spiritualitas yang digerakkan oleh kasih manusia kepada Allah. Kasih ini menjadi pendorong bagi seseorang untuk rindu memiliki sebuah relasi dengan Allah yang telah terlebih dahulu berinisiatif membangun relasi dengan manusia ciptaan-Nya. Kasih menjadi jembatan bagi orang percaya untuk tetap mengejar pengenalan akan Allah di dalam keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya tentang Allah.