Mendramakan Doktrin Sebagai Bentuk Partisipasi Kaum Injili Pada Dialog Antar-Iman di Indonesia
Abstract
Melihat betapa minimnya karya kaum injili mengenai partisipasi pada ruang publik, skripsi ini bertujuan untuk memberikan suatu model bagi kaum injili untuk berpartisipasi di dalam ruang publik di Indonesia, secara khusus dialog antar-iman. Dengan berpartisipasi di dalam ruang publik lewat dialog antar-iman, seorang injili dapat memberikan dampak di dalam ruang publik ini, terutama di dalam penyelesaian masalah kemiskinan, ekologi ataupun ketidakadilan sosial yang ada di Indonesia.
Tidak hanya itu, seorang injili juga tetap dapat menjadi kontekstual sambil memproklamasikan Injil Kristus.
Dengan berpartisipasi di dalam dialog antar-iman, seorang injili sedang mengerjakan sabda Yesus yang diutarakan pada kothbah di bukit, menjadi terang dan garam di tengah-tengah dunia. Dengan demikian, seorang injili pun perlu menjadi terang dan garam bagi Indonesia. Namun, alih-alih menjadi terang dan garam di Indonesia, ada kesan bahwa kaum injili justru menjadi komunitas yang tertutup, komunitas ghetto. Kaum injili menjadi tidak berbaur dengan dunia. Kepasifan membuat rasa kehadiran dari kaum injili menjadi tawar, keadaan non-partisipatif dalam dialog antar-iman dari kaum injili membuat terang dari kaum injili ini terasa kian redup di dalam ruang publik. Hal ini pun diperparah dengan kondisi multi-kultur konfliktif yang ada di Indonesia.
Sebagai solusinya, penulis melihat bahwa konsep teatrikal dari Kevin J. Vanhoozer, drama doktrin dapat menjadi solusi dari permasalahan partisipasi dan juga carut marutnya dialog antar-iman ini. Penulis melihat bahwa dengan mendramakan doktrin di dalam ruang publik, seorang injili dapat berpartisipasi di dalam dialog
antar-iman di Indonesia.
Bentuk mendramakan doktrin di dalam ruang publik ini tertuang di dalam konsep teater interaktif-injili, yaitu suatu pertunjukan yang sedang dilakukan oleh kaum injili di dalam kesehariannya. Pertunjukan yang sedang dilakukan oleh kaum injili di dalam teater interaktif-injili ini dapat memberikan kesaksian di ruang publik.
Sebagai wujud nyata dari karya kaum injili pada ruang publik, ada empat performa-interaktif yang menjadi bagian di dalam teater interaktif-injili ini, yaitu
performa-interaktif rekonsiliasi, performa-interaktif keterbukaan, performa-interaktif profetik, dan performa-interaktif pencarian kebenaran. Dengan melaksanakan empat performa ini di dalam teater interaktif-injili, seorang injili sedang berpartisipasi di dalam dialog antar-iman di dalam ruang publik di Indonesia.