Perspektif Para Pemimpin Gereja mengenai Ketidakdewasaan Rohani Anggota Jemaat di Gereja Methodist Iban Sarawak
Abstract
Kedewasaan rohani harus dialami oleh setiap orang percaya atau anggota jemaat. Setelah orang percaya diselamatkan dan memiliki hidup baru melalui imannya kepada Yesus Kristus, ia memulai proses menuju kedewasaan rohani. Proses ini terjadi secara terus-menerus tanpa henti di sepanjang hidupnya (Flp. 3:12-14). Oleh karena itu, tidak wajar dan tidak normal jika orang percaya yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat terus-menerus menjadi orang Kristen yang tidak mengalami pertumbuhan, yakni tidak dewasa secara rohani dan masih menjadi bayi-bayi rohani walaupun sudah sekian lama menjadi pengikut Kristus. Seharusnya orang percaya bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus, menyenangkan hati Tuhan, dan berdampak kepada gereja dan komunitas di sekitarnya sepanjang hidupnya sebagai orang percaya.
Permasalahan ini juga yang terjadi di jemaat Gereja Methodist Iban Sarawak. Ada tiga faktor yang berkontribusi terhadap ketidakdewasaan rohani jemaat. Pertama, anggota jemaat tidak memiliki disiplin rohani yang baik. Dalam hal ini, jemaat tidak berinisiatif untuk meningkatkan kerohanian diri dan masih bergantung kepada hamba Tuhan dalam aspek kerohanian mereka. Kedua, anggota jemaat tidak mau mengikuti persekutuan dan pembinaan, padahal persekutuan dan pembinaan berperan penting dalam membantu proses pertumbuhan rohani jemaat. Ketiga, tradisi dan kepercayaan suku yang memengaruhi kehidupan jemaat. Hal ini membuat anggota jemaat cenderung melakukan sinkretisme sehingga iman mereka tidak berakar pada kebenaran firman Tuhan.
Anggota jemaat diharapkan terus bertumbuh makin dewasa rohani dan memuliakan Tuhan dalam hidup mereka. Jemaat perlu memiliki disiplin rohani yang baik dan rela untuk terus-menerus dibentuk, yakni belajar kebenaran firman Tuhan. Hal ini akan membuat jemaat memiliki hidup yang berbuah dan menjadi berkat bagi komunitas dan orang sekitar. Orang percaya yang dewasa rohani akan mengerti tujuan hidupnya di dalam Tuhan, bisa membuat keputusan dan pilihan yang tepat dalam hidupnya, dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya. Pada akhirnya, anggota jemaat akan hidup berkemenangan, yaitu dengan memiliki integritas dan komitmen yang tinggi kepada kebenaran firman Tuhan.