Studi Analisis Konsep Penciptaan Alam Semesta Menurut Hawking Dilihat dari Sudut Pandang Teologi Reformed
Abstract
Hawking, seorang fisikawan mengajukan proposalnya mengenai konsep alternatif penciptaan alam semesta. Paham ateisme baru yang dimiliki mendorongnya untuk menghilangkan peran Allah dalam penjelasan terhadap segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, termasuk penciptaan alam semesta. Oleh karena itu, semasa hidupnya ia berjuang untuk memberikan proposalnya sebagai bentuk bahwa Alkitab sudah tidak relevan terhadap kemajuan sains. Pada akhir hidupnya ia memberikan klaim bahwa ia telah menemukan teori yang dapat menjelaskan misteri terbesar sains yaitu penciptaan alam semesta murni dengan sains saja. Dampaknya adalah ia merasa bahwa manusia telah dapat menggeser peran Allah sebagai pencipta bahkan menghilangkannya. Namun, apakah proposal tersebut benar secara sains dan teologi Reformed? Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis menganalisis dan mengevaluasi proposal tersebut agar dapat menilai kebenaran proposal tersebut dari sudut pandang sains dan teologi Reformed.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitik untuk memaparkan dan menganalisis pandangan Hawking maupun pandangan Teologi Reformed. Selain itu penulis juga menggunakan metode eksegesis untuk melihat makna dari ayat yang ada dalam Alkitab. Penelitian ini mencakup variabel konsep penciptaan alam semesta menurut Hawking dan konsep penciptaan alam semesta menurut teologi Reformed. Konsep penciptaan menurut Hawking meliputi latar belakang kehidupan, konsep Allah menurut Hawking, dan konsep penciptaan alam semesta menurut Hawking. Kontras dengan hal itu, konsep penciptaan menurut teologi Reformed mencakup elemen-elemen penting dalam penciptaan dan studi eksegesis terhadap Kejadian 1:1. Lalu penulis menganalisis dan mengevaluasi pandangan Hawking dari filosofi, konsep Allah dan pandangan penciptaannya.
Hasil dari analisis adalah proposal yang diajukan oleh Hawking tidak benar secara ilmiah karena terdapat masalah ketika membangun argumennya. Selain itu, konsep Allah Hawking juga tidak sama dengan yang dipahami oleh teologi Reformed. Kemudian, konsep fisika Hawking juga tidak benar secara sains karena terlalu banyak spekulasi yang digunakan. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa proposal yang diajukan Hawking tidak benar secara sains dan teologi sehingga tidak dapat menggeser peran Allah dan keberadaan-Nya dalam penciptaan alam semesta.