Studi Tentang Humor di dalam Khotbah bagi Generasi Z
Abstract
Berkhotbah adalah pelayanan yang penting di dalam gereja. Para pengkhotbah diberikan tugas oleh Allah untuk memperlihatkan Tuhan kepada jemaat, sehingga mereka mengenal Tuhan dan mengalami perubahan. Pemahaman jemaat terhadap firman Allah yang disampaikan merupakan tujuan pengkhotbah dalam melakukan pelayanan ini. Oleh karena itu, pengkhotbah perlu melakukan berbagai cara agar khotbah yang diberitakan bisa mendarat di hati para jemaat. Salah satu cara yang dilakukan pengkhotbah adalah menggunakan humor. Ada ahli homiletika dan pengkhotbah setuju mengenai penggunaan humor di dalam khotbah. Akan tetapi, ada juga ahli homiletika dan pengkhotbah yang tidak setuju. Menurut mereka, humor hanya mereduksi pelayanan dan pesan khotbah saja.
Di tengah perdebatan itu, ada suatu urgensi di mana Gen Z merasa khotbah sekarang tidak relevan bagi mereka. Beberapa dari mereka bahkan pergi dari gereja karena merasakan hal itu. Sebagai pelayan Tuhan, pengkhotbah perlu menyelesaikan masalah ini. Pengkhotbah perlu membuat khotbah dan disampaikan dengan cara yang relevan terhadap Gen Z dan karakteristik mereka. Salah satu cara yang relevan kepada Gen Z adalah menggunakan humor, karena humor sudah menjadi cara mereka berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu bagaimana penggunaan humor di dalam khotbah kepada Gen Z? Apakah humor dapat dipakai di dalam khotbah dan bagaimana cara menggunakan humor di dalam khotbah. Menurut penulis, humor dapat menolong pengkhotbah untuk menyampaikan khotbah. Untuk membuktikan hal itu, penulis akan melakukan penelitian kepustakaan untuk meneliti penggunaan humor di dalam penyampaian pesan dan khotbah, mencari kaitan cara Gen Z menerima pesan dengan humor, dan cara menerapkan humor di dalam bagian khotbah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa humor dapat menjadi alat yang baik untuk berkhotbah kepada Gen Z. Dengan humor, Gen Z dapat memahami pesan khotbah lebih baik lagi, sehingga tujuan pengkhotbah pun dapat terpenuhi. Humor hanya menjadi alat penyampai saja, bukan isi khotbah atau bahkan sampai menggantikan khotbah itu.