Tinjauan mengenai 2 Timotius 4:6–18 dan Implikasinya terhadap Pelayanan Pastoral pada Pasien Kristen Sekarat Menjelang Kematian
Abstract
Pasien Kristen sekarat berada pada masa penantian menjelang kematiannya. Masa penantian ini dipenuhi oleh pergumulan dan permasalahan dalam diri. Terjadi pergolakan emosi dan spiritualitas yang menurun. Mereka dapat mengalami ketakutan akan kematian, kemarahan, penyangkalan, kesepian, rasa sakit dan penderitaan, hingga hilang pengharapan di dalam Tuhan. Untuk menyikapi keadaan yang seperti ini, pasien dapat diajak untuk melihat keadaan pasien sekarat seperti ini, mereka dapat melihat kepada Paulus yang juga berada dalam kondisi menjelang kematian dalam surat 2 Timotius 4:6–18. Pada waktu pemenjaraannya yang kedua, Paulus sedang menanti kematiannya yang makin mendekat. Namun, ia menyikapinya dengan penuh pengharapan di dalam Tuhan, emosi yang baik, dan spiritualitas yang baik.
Melihat permasalahan yang terjadi ini, pasien sekarat memerlukan pelayanan pastoral oleh hamba Tuhan. Pelayanan ini begitu penting untuk dikerjakan karena sangat menolong pasien sekarat untuk dapat mengelola emosinya dengan baik dan kembali memiliki spiritualitas yang berkualitas. Namun, pelayanan pastoral juga dapat memiliki masalahnya. Terkadang gereja dan hamba Tuhan perlu memiliki kesadaran untuk melakukan pelayanan ini. Selain itu, hamba Tuhan juga perlu mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan pelayanan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa pelayanan pastoral sangat penting bagi pasien Kristen sekarat. Gereja dan hamba Tuhan perlu menyadari dan mempersiapkan pelayanan pastoral sebaik-baiknya dengan memperhatikan kebutuhan pasien sekarat. Penulis mengambil hipotesis bahwa pasien Kristen sekarat membutuhkan pelayanan pastoral menjelang kematian mereka agar memiliki kualitas hidup yang baik sebagai seorang Kristen. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksegesis dan studi literatur yang bersumber dari buku, Alkitab, dan jurnal. Hasil dari penelitian ini adalah dampak yang muncul dari pelayanan pastoral kepada pasien sekarat dapat menolong pasien menghadapi kematiannya dengan lebih baik. Namun, pelayanan pastoral ini berjalan dan berdampak bagi pasien sekarat karena Tuhan juga turut bekerja di dalamnya.