Praktik Pembacaan Alkitab Jemaat Gereja Interdenominasi Injili Indonesia Wilayah Oarai, Jepang
Abstract
Anggota jemaat di Gereja Interdenominasi Injili Indonesia wilayah Oarai, Jepang terdiri dari beberapa latar belakang denominasi gereja dari Indonesia. Meski anggota jemaat ini memiliki latar belakang sebagai orang Kristen yang diwarisi dari orang tua, pada kenyataannya masih rendah keinginan untuk membaca Alkitab secara pribadi. Untuk memahami keadaan ini, pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana jemaat melakukan pembacaan Alkitab dan dampak pembacaan Alkitab ini dalam kehidupannya?” Dalam upaya untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini mencari faktor pendorong, faktor penghambat, cara mengatasi hambatan dan dampak pembacaan Alkitab.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dasar kepada jemaat di Gereja Interdenominasi Injili Indonesia, yang terdiri dari tujuh orang dari wilayah Oarai dan tiga orang dari wilayah Gunma. Dari sepuluh orang partisipan ini, lima orang pria dan lima orang wanita dengan rentang usia 27 tahun sampai 71 tahun. Kesepuluh partisipan yang dipilih ini adalah jemaat yang telah bergereja setidaknya tiga tahun dan telah berkomitmen untuk membaca Alkitab. Berdasarkan hasil pemaparan dari partisipan, pemahaman terhadap Alkitab memerlukan proses yang bertahap untuk mengerti maupun untuk menghidupi kebenaran yang telah dibaca serta memerlukan pertolongan Allah yang terus memampukan para partisipan agar tetap tekun membaca serta mengaplikasikannya.
Temuan dari penelitian ini sebagai berikut: faktor pendorong pembacaan Alkitab meliputi (1) relasi dengan Tuhan, (2) dorongan dari diri sendiri dan kerabat, (3) teladan dan (4) keterlibatan dalam pelayanan. Teladan yang dimaksud bukan hanya mendapatkan teladan dari orang lain, melainkan juga panggilan memberikan teladan bagi pasangan dan anak-anak menjadi pendorong dalam pembacaan Alkitab. Faktor penghambat utama pembacaan Alkitab adalah keletihan fisik. Kemudian, ada faktor penghambat sekaligus pendorong pembacaan Alkitab, yaitu (1) media sosial, (2) masalah kehidupan. Cara mengatasi hambatan adalah mengatur kembali kehidupan. Dampak pembacaan Alkitab (1) gradual, (2) perubahan. Tema gradual mencakup dampak pembacaan yang bersifat gradual dalam pemahaman dan gradual dalam penerapan secara praktis. Kemudian perubahan juga mencakup dua hal, yaitu perubahan karakter serta perubahan persepsi.