Studi Perbandingan Konsep Jihad Islam dan Martir Kristen dan Kaitannya Dengan Kekerasan Atas Nama Agama
Abstract
Setiap pemeluk agama akan menjalani kehidupan mereka berdasarkan pengajaran yang diajarkan dalam sistem kepercayaan mereka masing-masing. Sayangnya, pengajaran dalam sistem kepercayaan tertentu membuat penganutnya melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima secara umum. Dalam hal ini, konsep jihad Islam dan martir Kristen pernah atau sedang dilakukan pemeluk agama masing-masing dengan cara melakukan kekerasan atas nama agama. Pertanyaanya, apakah memang benar bahwa praksis dari konsep tersebut benar jika dilakukan dengan kekerasan, atau hal tersebut adalah kesalahan manusia dalam menafsirkan kitab suci?
Merujuk kepada permasalahan tersebut, dalam penelitian ini penulis akan mencoba menggali dengan objektif mengenai konsep jihad Islam dari apa yang diajarkan oleh Alquran dan konsep martir Kristen dari apa yang diajarkan oleh Alkitab. Tujuan dari penggalian ini adalah untuk membandingkan kedua konsep tersebut serta melihat bagaimana kaitan kedua konsep tersebut dengan kekerasan yang dilakukan atas nama agama.
Konsep jihad Islam dan martir Kristen memiliki berbagai persamaan dan perbedaan terkait dengan doktrin Allah, keselamatan dan eskatologi masing-masing agama. Jihad Islam dilakukan sebagai sebuah bentuk ketaatan kepada Allah sehingga Ia mau memberikan umat Muslim tempat bersama-Nya dalam surga. Martir Kristen pun dilakukan sebagai sebuah bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi bedanya, martir Kristen dilakukan bukan untuk menggapai tempat bersama Allah di surga karena Allah telah memberikan hal tersebut berdasarkan anugerah-Nya kepada orang Kristen.
Jihad Islam dan martir Kristen sama-sama berpotensi menimbulkan kekerasan atas nama agama. Pengajaran Alquran mengenai jihad yang sangat kental dengan unsur kekerasan membuat potensi kekerasan atas nama agama muncul. Potensi tersebut pada akhirnya diwujudkan melalui wajah Islam ekstrem yang melakukan berbagai tindakan kekerasan dan terorisme.
Martir Kristen pun memiliki potensi menimbulkan kekerasan atas nama agama jika konsep Alkitab mengenai martir ditafsirkan dengan cara yang salah. Sejatinya, Alkitab tidak pernah memperlihatkan konsep martir memiliki kaitan dengan kekerasan. Kesalahan dalam penafsiran tersebut terlihat misalnya ketika Paus memberikan legitimasi kepada orang Kristen untuk berperang melawan kaum Muslim.