Tinjauan Kata Porneia dan Keterkaitan dengan Adiksi Seksual pada Orang Kristen
Abstract
Di dalam perkembangan zaman, salah satu permasalahan yang tidak dapat hilang ialah pornografi. Hal ini semakin memuncak pada zaman teknologi. Dengan perkembangan teknologi dapat membawa seseorang mengakses pornografi dengan bebas tanpa batas. Pornografi dan hal-hal seksual lainnya dapat membawa seseorang mengalami adiksi seksual. Hal ini dikarenakan seseorang yang terus mengonsumsi hal-hal seksual dengan berbagai macam bentuknya. Mereka yang mengalami adiksi seksual akan menyebabkan kesulitan di dalam mengontrol diri. Hal ini disebabkan dari ketergantungan diri pada hal-hal seksual. Permasalahan adiksi seksual dapat terjadi terhadap siapa saja, termasuk orang Kristen.
Dari penulisan kata, dasar kata pornografi berasal dari kata porneia. Di dalam Alkitab, Allah sangat melarang umat-Nya untuk bersentuhan dengan porneia. Hal ini disebabkan Allah mau kehidupan umat-Nya jauh dari dosa dan menghargai kekudusan Allah dan diri sendiri. Sebab melalui dosa, orang Kristen dapat masuk ke dalam adiksi seksual. Oleh sebab itu Allah rindu agar kehidupan umat-Nya jauh dari adiksi seksual dan dosa seksual. Orang Kristen sebagai umat Allah harus menghindari adiksi seksual. Bukan hanya sebatas terhindar dari dampak negatif, tetapi terhindar dari keterpisahan diri dari Allah.
Tujuan utama penulisan ini adalah untuk menolong orang Kristen memahami adiksi seksual dan menunjukkan peran gereja beserta keluarga yang berkontribusi untuk menolong dan mencegah seseorang mengalami adiksi seksual. Hipotesis tulisan ini adalah orang Kristen masih dapat mengalami adiksi seksual karena pengaruh dari kejatuhan manusia ke dalam dosa. Penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan di dalam penulisan ini. Penulis menggunakan sumber-sumber yang menggali kebenaran Alkitab pada Matius 5:27-32 dan 1 Korintus 6:12-20, beserta sumber-sumber yang menjelaskan teori adiksi seksual tersebut.
Hasil dari penulisan ini menunjukkan orang Kristen masih dapat mengalami adiksi seksual. Dengan demikian, perlu memiliki pemahaman dan nilai-nilai yang benar sesuai firman Tuhan. Kemudian penulis merumuskan beberapa poin penting bagi orang Kristen di dalam memandang adiksi seksual. Implikasi dari penulisan ini merujuk pada peran keluarga dan gereja yang berkontribusi di dalam pemulihan dan pencegahan adiksi seksual.