Pengajaran Piano Sebagai Sarana Pemuridan Remaja Ditinjau dari Aspek Karakter
Abstract
Pemuridan merupakan gerakan yang sangat gencar dilakukan oleh gereja-gereja pada masa kini. Gereja menyadari kepentingan pemuridan yang merupakan Amanat Agung (Matius 28:19-20) yang Yesus berikan bagi murid-murid-Nya. Pemuridan dilakukan dengan berbagai cara dan metode yang beragam di berbagai jenjang usia. Pada penulisan ini, penulis memfokuskan pemuridan kepada remaja, karena remaja merupakan fase di mana seseorang mengalami perubahan dalam kehidupannya, sehingga remaja perlu diarahkan dengan benar untuk menghadapi perubahan tersebut dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Di antara cara dan metode yang ada, terdapat sebuah kegiatan yang dapat menjadi sarana untuk melakukan pemuridan, yaitu pengajaran piano. Di dalam pemuridan, terdapat salah satu cara yang cukup sering digunakan, yaitu pemuridan secara personal yang beranggotakan seorang pengajar dan seorang murid. Pengajaran piano memiliki kondisi yang serupa, di mana ada guru yang mengajar seorang murid. Melihat adanya kesamaan tersebut, penulis menyadari bahwa pemuridan dapat dijalankan melalui pengajaran piano.
Mengapa pemuridan melalui pengajaran piano perlu dilakukan? Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pemuridan adalah amanat dan perintah yang Yesus berikan sehingga perintah tersebut harus dilakukan sebagai bukti ketaatan kepada Yesus. Selain itu, pemuridan bertujuan untuk mengajar orang Kristen menjadi murid Kristus yang hidup serupa dengan Yesus. Dengan tujuan ini, maka pengajaran piano menjadi wadah di mana guru dapat memuridkan muridnya, dalam penulisan ini remaja. Salah satu hal yang dapat diajarkan di dalam pemuridan adalah karakter. Seorang murid Kristus haruslah serupa dengan Kristus, termasuk dalam aspek karakter. Karakter yang Kristus miliki juga harus dimiliki oleh setiap murid Kristus. Melalui proses pengajaran piano, guru dapat mengajarkan karakter yang harus dimiliki oleh murid Kristus. Karakter yang sudah diajarkan oleh guru kemudian perlu murid aplikasikan di dalam kehidupannya sehari-hari.
Pemuridan tidak hanya berfokus kepada murid, tetapi guru yang mengajar juga mendapatkan kesempatan untuk belajar dan kemudian menerapkannya dalam kehidupannya. Guru juga dapat belajar melalui proses pengajaran piano dan juga murid yang diajarnya. Guru dan murid dengan peran mereka masing-masing belajar (dalam aspek karakter) dan kemudian menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga guru dan murid dapat menjalani kehidupan sebagai murid yang serupa dengan Kristus. Dalam menjelaskan bagian-bagian yang ada di dalam penulisan ini. penulis menggunakan metode studi literatur.