Evaluasi Kritis terhadap Teologi Agama-Agama Perikhoretik Joas Adiprasetya dan Implikasinya bagi Penginjilan.
Abstract
Teologi agama-agama menjadi sebuah diskursus yang penting di tengah-tengah kemajemukan agama yang ada pada saat ini. Alasannya adalah setiap orang beragama, termasuk orang Kristen tidak dapat memungkiri memiliki cara pandangnya sendiri ketika berhadapan dengan orang-orang yang berbeda agama. Diskursus ini menarik perhatian lebih dari para pemikir Kristen untuk mencari dasar yang tepat dan sesuai dengan kebenaran iman Kristen bagi orang Kristen dalam memandang orang non-Kristen.
Joas Adiprasetya adalah seorang teolog Kristen yang menawarkan sebuah cara pandang bagi orang Kristen supaya orang Kristen dapat terbuka dengan agama-agama lain dan tetap setia dengan iman Kristennya. Ia menggunakan doktrin Allah Tritunggal dan doktrin perikhoresis dengan pendekatan reality-based approach dan didasarkan pada panenteistik Trinitarian yang disebut teologi agama-agama perikhoretik.
Penulis akan mengevaluasi pendangan Adiprasetya dengan menggunakan pendekatan wahyu umum yang digunakan oleh Daniel Strange. Wahyu Allah yang telah dinyatakan oleh Allah Tritunggal melalui metanarasi Alkitab (penciptaan–kejatuhan–penebusan) menjadi kerangka besar yang akan menjadi dasar bagi penulis untuk melihat pemikiran Adiprasetya. Melalui pendekatan wahyu umum, penulis menyimpulkan bahwa teologi agama-agama perikhoretik Adiprasetya tidak dapat mempertahankan partikularitas Kristen seperti yang Allah nyatakan dalam metanarasi Alkitab.
Implikasi dari penelitian ini akan menghasilkan dorongan bagi orang Kristen dalam melakukan penginjilan. Penginjilan adalah hal yang penting bagi kekristenan, dan teologi agama-agama yang benar serta sesuai metanarasi Alkitab akan mendorong orang-orang Kristen untuk melakukan penginjilan. Oleh karena dengan mempelajari diskursus ini, orang Kristen dapat memahami alasan dasar di balik tindakan penyembahan yang dilakukan oleh para penganut agama non-Kristen. Selain itu, dengan mempelajari diskursus ini, orang Kristen dapat melihat dasar kebenaran dari penyembahan yang dilakukan oleh orang Kristen itu sendiri. Dengan melihat dasar-dasar ini, orang-orang Kristen akan terdorong untuk melakukan penginjilan yang akan mengembalikan penyembahan agama non-Kristen kepada penyembahan yang benar.