Injil sebagai Kekuatan Allah dalam Surat 1 Korintus 1:18-2:5 serta Implikasinya dalam Khotbah yang Berpusat pada Injil.
Abstract
Setiap pengkhotbah mempunyai panggilan yang sama, yaitu untuk memberitakan dan membagikan firman Tuhan kepada jemaat bahkan orang-orang yang belum mengenal Kristus. Namun, apakah tujuan dan penekanan utama dari sebuah khotbah? Beberapa pengkhotbah memutuskan untuk mengkhotbahkan pesan moralistik dan beberapa yang lainnya memilih untuk menjadi buku tafsiran berjalan. Namun, berbeda dengan Paulus, menurutnya tugas utama pengkhotbah tidak lain adalah untuk mengkhotbahkan Injil, sebab Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan dan juga mengubahkan hati para pendengarnya. Tidak hanya itu, Injil juga mendewasakan dan memurnikan motivasi setiap orang percaya untuk melakukan kehendak Allah dengan dasar kasih Kristus yang telah dinyatakan lewat pengorbanan-Nya di Kalvari.
Namun, pada kenyataannya tidak sedikit pengkhotbah yang kurang memahami akan perlunya membawakan khotbah yang berpusat pada Injil. Beberapa di antaranya justru berpendapat bahwa khotbah seperti ini bersifat alegoris, membosankan, mengabaikan konsep trinitas, serta berasal dari eksegesis yang kurang mendalam. Oleh karena itu, para pengkhotbah perlu memahami makna dan signifikansi Injil, serta metode-metode khotbah yang berpusat pada Injil yang alkitabiah.
Tujuan utama dari tulisan ini adalah memberikan tinjauan biblika dan teologis mengenai signifikansi khotbah yang berpusat pada Injil, serta menawarkan beberapa cara atau metode khotbah yang berpusat pada Injil secara konkrit. Hipotesis tulisan ini adalah setiap pengkhotbah perlu membawakan khotbah yang berpusat pada Injil. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian eksegetikal dan analitikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa khotbah yang berpusat pada Injil sangat penting sebab Kristus merupakan tema utama dari Alkitab. Injil juga menyatakan kebutuhan dasar manusia akan Juruselamat, menimbulkan kerinduan untuk hidup untuk Tuhan, dan mendorong jemaat untuk semakin serupa dengan Kristus. Selain itu, penelitian ini juga menawarkan beberapa metode penafsiran praktis dari beberapa tokoh, yakni Bryan Chapell, Timothy Keller, dan Sidney Greidanus. Implikasi dari penelitian ini adalah setiap pengkhotbah perlu menerapkan hal yang sama di dalam pemberitaan firmannya, yaitu meninggalkan jenis khotbah yang moralistik dan hanya bersifat informatif, melainkan khotbah yang transformatif, yaitu khotbah yang berpusat pada Injil.