Studi eksegesis Injil Matius 18:6-11 dan implikasinya bagi pembinaan guru sekolah Minggu secara holistik
Abstract
Sekolah Minggu (SM) seharusnya menjadi suatu wadah yang sangat penting bagi
anak-anak untuk mendapatkan pengajaran yang benar tentang Allah, dalam pertumbuhan
spiritualitas mereka. Namun, realitasnya SM masa kini tidak menjalankan fungsinya
dengan baik. Anak-anak SM masa kini tidak mengalami perubahan signifikan yang
menunjukkan bahwa mereka telah hidup di dalam Kristus dan siap untuk menghadapi
tantangan zaman yang penuh dengan godaan dan penyesatan. Salah satu inti
permasalahan dalam problematika ini disebabkan oleh Guru Sekolah Minggu (GSM).
GSM masa kini mempunyai peran yang sangat penting di dalam pelayanan SM,
yaitu sebagai pendidik kerohanian anak dan gembala anak yang selalu memelihara dan
menuntun anak-anak kepada jalan kebenaran. Namun, dalam realitasnya, banyak GSM
yang tidak mengerti perannya tersebut. Selain itu, juga masih banyak GSM yang tidak
mengerti konsep-konsep atau doktrin Alkitab dengan baik, dan GSM tidak konsisten di
dalam memupuk kehidupan kerohanian mereka.
Dampak dari semua problematika ini menyebabkan, GSM tidak mengajar tepat
sasaran sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh firman Tuhan, pengajaran lebih
banyak hanya bersifat moral; kegiatan dalam SM membosankan dan tidak membuat
anak-anak tertarik untuk mendengarkan firman Tuhan. Bila hal ini terus diabaikan, dapat
memberikan dampak yang sangat berbahaya bagi perkembangan spiritualitas anak.
Oleh sebab itu, gereja harus segera mengambil tindakan untuk menyikapi
problematika ini. Salah satu tindakan yang dapat diambil oleh gereja adalah dengan
memberikan pembinaan GSM secara holistik. Menimbang, bahwa GSM perlu
mengalami kebangunan rohani, pertumbuhan intrapersonal, dan keterampilan dalam
mengajar. Dengan puncak tujuan dari pembinaan GSM secara holistik ini adalah, agar
guru-guru SM menjadi semakin seperti Kristus, dan semakin mengerti peranannya di
dalam SM.
Studi eksegesis Injil Matius 18:6-11, akan menjadi dasar firman Tuhan yang
mengingatkan para GSM, bahwa pelayanan anak yang mereka lakukan di dalam SM,
adalah pelayanan yang sangat penting di mata Tuhan. Yuhan Yesus menegur dengan
keras setiap orang yang tidak memperhatikan pengajarannya dan membuat salah seorang
dari anak kecil yang imannya masih lemah menjadi tersesat. Di mata Tuhan Yesus, anak anak kecil ini sangat berharga. Melalui studi eksegesisi ini, diperoleh prinsip-prinsip
rohani dari Matius 18:6-11 yang dapat diterapkan oleh GSM dalam pertumbuhan pribadi
dan pelayanan mereka di SM, sehingga dapat dihasilkan SM yang berpusat pada anak
(Child-centerd), pada Alkitab (Bible-centered) dan pada Kristus (Christ-centered).