Sebuah Analisis terhadap Doktrin Middle Knowledge.
Abstract
Pemahaman tentang foreknowledge Allah dan kebebasan manusia
menimbulkan kontroversi dan ketegangan serius yang perlu diselesaikan. Solusi yang
ditawarkan untuk mendamaikan foreknowledge dan kebebasan manusia ini disajikan
dan didiskusikan dari berbagai perspektif, salah satunya adalah doktrin middle
knowledge. Middle knowledge dirumuskan oleh seorang teolog ordo Jesuit bernama
Luis de Molina dalam karyanya Concordia, namun doktrin ini menimbulkan
kontroversi sejak pertama kali dirumuskan hingga saat ini. Ada karya-karya yang
mendukung dan menentang middle knowledge dari perspektif yang berbeda, namun
dibandingkan dengan banyak penelitian tentang middle knowledge yang secara
filosofis eksklusif dalam orientasi mereka, studi yang didasarkan pada pendekatan
teologis dan khususnya alkitabiah ternyata terbatas. Berdasarkan pengamatan ini
maka penelitian ini meneliti middle knowledge secara biblical-theological.
Alkitab adalah firman Allah yang sempurna dan lengkap sebagai rule of
faith –standar dan kriteria tertinggi bagi teologi dan iman Kristen, oleh sebab itu
semua doktrin termasuk middle knowledge harus diuji oleh Alkitab. Penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa teks-teks Alkitab yang dikutip oleh Molina tidak
bisa dijadikan dasar Alkitab untuk middle knowledge. Kesimpulan yang diperoleh
melalui penelitian ini adalah Kitab Suci tidak mengajarkan middle knowledge. Middle
knowledge tidak dapat diterima karena menerima argumen Molinis tentang middle
knowledge berarti mengorbankan, meremehkan, dan menyangkali otoritas dan
kebenaran Alkitab yang bersandar pada Allah yang adalah kebenaran itu sendiri.