Kajian Terhadap The Search for Extraterrestrial Intelligent Life menurut Teologi Reformed
Abstract
Seiring berjalannya waktu teknologi di peradaban manusia semakin berkembang dan ilmu pengetahuan juga ikut berkembang. Demikian juga dalam bidang ilmu astronomi, para ilmuwan bergerak untuk mengenal alam semesta lebih lagi. Dari kegiatan penelitian astronomi ini, terbentuklah pemahaman sifat-sifat alam semesta, pemahaman kosmologi, pemahaman asal usul kehidupan, dan muncul dugaan-dugaan akan kehidupan di luar angkasa yang biasa disebut Extraterrestrial Life (ET). Usaha pencarian ET dilakukan secara khusus oleh salah satu kelompok penelitian yang masih merupakan bagian dari bidang astronomi, yaitu The Search of Extraterrestrial Intelligent Life (SETI).
Penelitian SETI dibangun secara khusus untuk melakukan eksplorasi luar angkasa secara langsung maupun tidak langsung untuk mencari keberadaan ET. Dalam penelitian SETI, ada beberapa prasuposisi yang mendasari penelitian mereka, yaitu: (1) prasuposisi mengenai asal mula dunia. (2) prasuposisi mengenai Allah. (3) prasuposisi mengenai solusi bagi dunia. Melalui ketiga prasuposisi ini, SETI meyakini akan keberadaan ET di luar angkasa. SETI meyakini bahwa dunia berasal dari big bang dan kehidupan muncul dari proses evolusi yang panjang tanpa peran Allah di dalamnya. SETI juga percaya bahwa masa depan bumi ada pada kehidupan di luar angkasa.
Tujuan utama dari tulisan ini adalah memberikan kajian secara teologis terhadap prasuposisi-prasuposisi SETI. Hipotesis tulisan ini adalah prasuposisi-prasuposisi SETI bertentangan dengan teologi Reformed. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian kepustakaan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa benar prasuposisi-prasuposisi SETI mengenai asal mula dunia, mengenai Allah, dan mengenai solusi bagi dunia bertentangan dengan teologi Reformed (doktrin penciptaan, doktrin Allah, dan doktrin keselamatan). Implikasi dari penelitian ini adalah memperlengkapi orang-orang Kristen dalam menghadapi tantangan zaman ke depan dalam hal sains. Orang Kristen harus tetap menjadikan Alkitab sebagai dasar dalam memahami sesuatu, termasuk dalam hal sains. Sains merupakan penelitian yang baik, karena dalam proses penelitian sains, wahyu umum milik Allah semakin dinyatakan. Maka tidak seharusnya Allah disingkirkan di dalam sains, tetapi Allah harus menjadi dasar di dalam sains.