• Login
    View Item 
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item

    Studi Eksposisi terhadap Konsep Sabat “Istirahat” dalam Pentateukh dan Aplikasinya Bagi Rohaniawan Gereja Masa Kini

    Thumbnail
    View/Open
    Bab 1 (1016.Kb)
    Bab 2 (803.7Kb)
    Bab 3 (517.2Kb)
    Bab 4 (573.0Kb)
    Bab 5 (349.6Kb)
    Ucapan Terimakasih (337.7Kb)
    Date
    2011-03
    Author
    Alim, Bambang
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Istirahat merupakan kebutuhan utama manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Bagi manusia yang hidup pada zaman supermodern ini, istirahat merupakan sebuah komoditi yang mahal. Karena manusia cenderung kekurangan waktu, baik waktu untuk bekerja maupun waktu untuk beristirahat. Hal ini juga terjadi pada orang Kristen, baik waktu untuk pelayanan di gereja, maupun waktu untuk istirahat mereka (khususnya para Hamba Tuhan dan aktivis gereja). Tentu saja Tuhan tidak meninggalkan manusia ciptaan-Nya dalam keadaan yang semikian. Sejak penciptaan, Allah telah memberikan perintah bekerja, sekaligus perintah untuk beristirahat (berhenti dari pekerjaan). Oleh sebab itu penulis rindu melalui skripsi ini dapat memahami Sabat “istirahat” yang diberikan oleh Allah secara khusus kepada manusia. Melalui eksposisi Pentateukh, di mana terdapat asal mula tentang ajaran Sabat, serta penerapan langsung di bawah pengawasan Allah terhadap bangsa Israel, maka diharapkan umat Tuhan hari ini dapat memahami esensi dari ajaran Sabat “istirahat” Tuhan bagi umat-Nya. Secara langsung kitab Pentateukh adalah kelima kitab yang diberikan secara langsung dari Allah kepada bangsa Israel, melalui pembelajaran lewat para pakar-pakar Alkitab, penulis dapat mengerti makna sesungguhnya yang berlaku untuk semua orang percaya di segala tempat, termasuk orang Kristen di zaman sekarang ini. Untuk lebih memahami kebutuhan Hamba Tuhan dan para aktivis di dalam kesibukan mereka, penulis juga mengajukan sebuah angket untuk menampung pendapat mereka mengenai kebutuhan istirahat mereka. Dengan demikian, penulis berharap pembahasan Sabat “istirahat” di dalam skripsi ini dapat secara mendalam dan konkrit untuk kebutuhan kita semua. Pada akhirnya, dapat dilihat bahwa kebutuhan “istirahat” bukan saja pada level jasmani saja, tetapi termasuk juga di dalam level rohani (jiwa). Ibadah dan pada hari Sabat orang Kristen (hari Minggu) bukan hanya sarana untuk membangun persekutuan vertikal dengan Allah, tetapi juga saran untuk membangun relasi horizontal, baik dengan orang percaya maupun belum percaya. Oleh sebab itu Sabat “istirahat” bagi orang Kristen memiliki makna yang mendalam, bukan hanya sekadar berhenti dengan pasif tidak berbuat apa-apa, atau seperti orang duniawi yang sibuk mencari hiburan untuk menghilangkan stres yang diakibatkan oleh kesibukan mereka. Sabat “istirahat” orang Kristen adalah sebuah “istirahat” di dalam Tuhan, di mana kita juga melakukan kehendak Tuhan pada hari tersebut, sehingga apa pun yang kita kerjakan pada hari tersebut dan seterusnya, merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan melalui kita di dunia ini.
    URI
    http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1460
    Collections
    • S.Th.

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT